44🌥️

94 7 0
                                    

haloooo bie semuaaa, cuma mau ngingetin untuk vote dan komen supaya biya lebih semangat publish nya yaaa !! 🤍💋💋💋













44. Kegelisahan hati

Waktu mereka tidak banyak, hanya tersisa 9 hari lagi.

Sebisa mungkin akan Nayara habiskan 9 hari itu bersama Gilang. Melaluinya dengan lurus sesuai jalannya, tanpa ada kendala ini itu.

Benar, Nayara tidak boleh egois. Nayara harus memikirkan juga bagaimana perasaan laki laki itu. Karena memang bukan dirinya saja yang menjalankan, melainkan dengan Gilang sebagai pihak kedua.

Nayara merasakan tepukan di pipinya, ia menoleh ke samping dimana laki laki itu tengah duduk menghadap ke arahnya.

"Kenapa?"

Bukannya menjawab laki laki itu malah bertanya balik. "Ada masalah?"

"Nggak ada,"

"Seriusan Nay,"

"Kamu pasti ngerti Gi," Nayara tersenyum, mengusap pipi Gilang beberapa kali. "hati aku, diri aku, jiwa aku, semuanya nggak baik baik aja saat kata cerai keluar dari mulut kamu,"

"Bayangin, suami aku, orang yang aku cintai bakal ninggalin aku gitu aja. Apa masih bisa di bilang baik baik aja?"

Nayara menatap lekat manik mata itu dengan mata sayu. "Aku di suruh bahagia sama kamu kan?"

"Gimana bisa aku bahagia Gi, sementara sumbernya itu kamu,"

Gilang menggeleng, menangkup wajah Nayara dengan mata teduh. "Jangan sama gue Nayara,"

"Sama gue banyak sakitnya,"

"Lo berhak bahagia lebih dari ini,"

Nayara menggeleng, tangannya merah tangan Gilang yang masih menangkup wajahnya. "Kamu, itu udah lebih dari cukup Gi."













🐰🐰🐰














Omongan Nayara seperti boomerang untuk Gilang. Beberapa kali berusaha mengenyahkan, namun tetap terngiang di kepalanya.

Gilang menekan kepalanya, berusaha mengingat memori yang telah ia lalui dengan Nayara, tetapi lagi lagi gagal. Yang dia ingat Nayara itu cewek yang satu sekolah dengannya, itu saja tidak lebih.

Rasa sakit menyerang kepalanya, mungkin efek dari berusaha keras mengingat sesuatu hingga mengakibatkan rasa sakit itu muncul kembali.

Dokter sudah menyarankan untuk tidak memaksa mengingat sesuatu, karena akan berbahaya bila di paksa. Saran dokter Gilang boleh mengingat sesuatu asal dengan perlahan.

Berusaha menenangkan pikirannya yang keruh, Gilang bersandar pada kepala ranjang. Lagi, keresahan itu menghantuinya, berusaha menggoyahkan keputusan yang sudah ia buat dari jauh jauh hari.

Padahal dulu ia sangat bertekad, dan sudah benar benar memutuskan untuk bercerai, namun kali ini Gilang tidak merasa benar dengan keputusan yang sudah ia ambil.

Obrolan sore itu benar benar menghantuinya.

Membuat hatinya goyah, dan isi kepalanya menggila memikirkan persoalan itu.

Nayara, sepenting apa perempuan itu?













🐰🐰🐰











"Sini Nay, gue mau ngomong,"

Begitu Nayara melewati sofa, Gilang mencekal tangan cewek itu.

Helaan nafas keluar dari mulut Nayara, persoalan apalagi yang akan mereka bahas. Rasanya tidak mungkin jika cowok itu membatalkan keputusannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CERITA KITA ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang