part 3

50 17 5
                                    

Seberapa besar pun kau membenci ku tetap saja aku tidak bisa pergi darimu.

~Arrabella~

Tepat pukul 3 dini hari Arra merangkak menuju lantai bawah. Menaiki lift dengan posisi duduk karena jangka nya masih tergelatak di bawah.

Penampilannya sungguh berantakan. Rambut hitam yang biasanya tersisir rapi kini terlihat melilit tak beraturan seperti sangkar burung. Dia memeluk lututnya erat. Menyembunyikan kepalanya dan menangis pilu dalam keheningan.

Organ intimnya terasa nyeri. Dari pukul 11 malam taehyung baru mengakhiri permainnya sepuluh menit yang lalu. Pria itu menggempur tubuh mungilnya habis habisan selama 3 jam. Tanpa ampun dan tanpa istirahat. Padahal ini yang pertama untuknya. Sepertinya Taehyung memang sungguh sungguh untuk menanaburkan benih dalam rahimnya. Seperti perkataannya saat dilantai bawah.

Tangis arra dalam lift semakin menjadi jadi manakala teringat saat taehyung mendesahkan nama Yoo Na dalam setiap hujamannya. Hatinya berdesir nyeri. Ia tidak marah hanya saja arra merasa jadi seonggok manusia tak dianggap yang dijadikan hanya untuk pemuas nafsu belaka. Ingin rasanya Arra menyumpal mulut brengsek itu dengan syal. Namun apa daya kedua tangannya dicengkram taehyung diatas kepalanya sendiri. 

seandainya taehyung sadar bahwa ia bukanlah Yoona. Akan kah taehyung berhenti menghujamnya tanpa ampun?

Pintu lift terbuka. Arra mengusap air matanya kasar begitu sadar sekarang dirinya berada dilantai bawah. Ruang tamu termpampang jelas didepannya.

ia pun keluar dengan pelan pelan menggunakan sisa tenaganya. Bukan berjalan normal pada umumnya melainkan merangkak menggunakan kedua tangannya dan kedua lututnya bergantian. Menapaki dinginnya lantai khas malam hari.

Ia hampir ambruk saat berada ditengah tengah luasnya ruang tamu. Tenaganya terkuras habis sejak berada di ranjang taehyung tadi. Tapi ia tak mau berhenti disini terkapar menyedihkan sampai esok pagi. Kruknya melambai lambai di depannya. Berjuang sedikit lagi ia mungkin bisa sampai ke samping meja kaca berbentuk bulat tempat kruknya berada.

Arra mengesot (?) Sekuat tenaganya ia kerahkan. Namun kenapa ia tak sampai sampai? waktu seakan bergerak lambat dan tenaganya habis sebelum ia berada disana.

Ia tak kuat lagi merangkak. Tubuhnya tergeletak begitu saja diatas dinginnya lantai tak berdaya. lemas letih merayapi seluruh bagian tubuhnya "jebal... berikan aku kekutan. Aku ingin istirahat dikamar."

Dengan sisa sisa tenaganya dia bertumpu kembali pada tangannya kemudian bergerak menggunakan separuh tubuhnya. "Akh..." desahnya putus asa. Ia tahu dirinya tampak menyedihkan. Jadi sebisa mungkin ia ingin cepat cepat melewati semua ini sebelum ada orang yang melihatnya. Ia tak mau dikasihani dan tak mau merepotkan orang lain. Namun gerakan pelan itu sejak tadi membuat denyutan nyeri pada organ intimnya.

"Hiks.. Hiks.. Hiks.."

Diantara sunyi nya malam. Arra menangis dalam keheningan. Ia hancur dari segala arah. tidak ada yang tahu kecuali tuhan bagaimana rasa sakit yang menyiksanya dimalam ini. Ketika jam dinding berdiri dengan angkuhnya di depan. Hatinya dan fisiknya terkoyak tak berbentuk.

Taehyung orang yang Arra harapkan bisa menjadi tumpuan hidup selanjutnya setelah sang ayah angkatnya-- satu satunya orang menyayanginya di dunia ini sebelum terang terangan menjualnya kini semua harapan itu pupus.

"Tuhan aku tidak punya siapa siapa lagi dibdunia ini. Ayah, ibu, keluarga angkatku semuanya meninggalkanku. Bahkan suamiku sendiri tidak menganggap ku." raungnya pilu.

Hold Me Tight (KTH) ✔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن