part 13

59 18 2
                                    

Makasih untuk yang ingetin aku buat up. Borahae💜💜💜
Untuk yang udah vote and komen juga makasih 💜💜💜
Sehat terus buat kalian🙆🙆🙆

✍️✍️✍️

"akh..." Perempuan itu menjambak rambutnya menahan sakit yang menyerang kepalanya.

Arra tidak kuat. Semakin hari rasa sakit itu kian bertambah parah.

Lebih parah lagi saat menyadari kehidupannya tidak ada yang mengharapkannya.

Ia melepaskan cengkraman dari kepalanya saat sakit itu kian berkurang. Kemudian mulai bernafas teratur dengan tangan yang terkulai lemah ke bawah.

Tak sengaja. Matanya melirik sebuah kotak yang dipenuhi lumuran darah. Paket paket menyeramkan itu berdatangan 3X sehari sejak saat itu. Benar benar mengerikan.

"Hiks.. hiks... Tuhan aku tidak akan menyerah sampai kau benar benar membawaku pulang ke sisimu."

Hidupnya tidak baik baik saja sejak lahir. Kendati demikian gadis itu mencoba untuk tetap sabar dan tidak mengeluh.

Seberapa banyak ia terjatuh sebanyak itulah ia bangkit kembali. Tapi rasanya kali ini ia sudah benar benar tidak kuat. Jiwanya lelah meminta istirahat dan tubuhnya kian melemah seiring dengan penyakitnya yang menggerogotinya setiap waktu. Stres membuat penyakitnya tambah parah.

Ia lelah namun ia tak ingin menyerah. Maka untuk yang kesekian kalinya dalam sebulan ia kembali datang ke rumah sakit membawa perutnya yang semakin membuncit. Masih belum kentara tonjolannya Namun Arra sudah bisa merasakan adanya kehidupan di dalam rahimnya.

Setibanya disana dokter muda itu berkata dengan kata datarnya tanpa intonasi. "Janin dalam kandungan mu baik baik saja. Namun penyakitmu bertambah parah."

Berbeda dengan reaksi dokter di depannya Arra justru tersenyum. "Terimakasih." Ucap dia setelahnya. Kemudian berpamitan untuk pergi dari ruangan praktek sang dokter.

Kruk itu mengiringi kakinya sebelahnya untuk melangkah. Sepanjang perjalanan ia tersenyum. Baginya sudah cukup mendengar janinnya baik baik saja. Dan untuk kedepannya ia memutuskan untuk tidak meminum obat yang diresepkan dokter seperti yang sudah biasa ia lakukan tiga bulan ini.

Senyuman itu luntur manakala ia dihadang oleh seorang pemuda bertopi hitam.

"Hei kau kemana saja selama ini?" Tanyanya begitu berada di hadapan Arra. Spontan kruk gadis itu berhenti.

Arra menatapnya tak mengerti. Ada sedikit perasaan takut saat bertemu dengan orang kaya yang mengusirnya waktu itu di depan rumah eommanya.

Demi tuhan ia tak ada niatan untuk bertemu pria ini lagi. Bahkan mengunjungi eommanya dibalik pagar seperti biasa saja sekarang Arra mencoba membatasinya agar tidak bertemu dengan orang ini lagi.

"Akhirnya aku menemukanmu disini."

Arra menggeleng. Membuat Jimin memandangnya tak mengerti. Ternyata ucapan Jimin disalah artikan oleh Arra.

"jangan berbuat macam macam denganku, jangan menyakitiku, jangan mendorong ku lagi. Sungguh, Aku tidak akan mengunjungi eomma lagi."
Ucapnya sangat ketakutan. Arra mundur kebelakang sambil memeluk perutnya. Berjaga jaga jika pria ini sewaktu waktu menyakitinya. Mungkin mendorongnya Seperti yang dilakukannya waktu itu yang membuat arra hampir terjatuh.

Dulu aku bisa menantang siapa saja. Namun sekarang ada sesuatu yang harus aku lindungi dan sialnya aku kini sangat lemah.

Rupanya perempuan ini salah mengartikan ucapannya. Seburuk itu kah perlakuannya pada perempuan itu sampai membuatnya ketakutan seperti ini. Sungguh mata Jimin kini sudah berkaca kaca membendung tangisannya.

Hold Me Tight (KTH) ✔Where stories live. Discover now