Part 17

39 14 4
                                    

Begitu bangun, Taehyung merasakan semua tubuhnya remuk redam. Rasanya semua persendiannya terasa copot semua dan pusing menghantam kepalanya. Balutan selimut terpasang apik sampai menutupi dadanya. Namun satu yang ia sadari keningnya tertempel kain setengah basah. Sepertinya ia sakit dan seseorang telah mengurusnya.

Tolong ingatkan Taehyung akan mengucapkan terima kasih untuk orang itu.

Pria itu mengernyit heran manakala mendapati ruangan tempatnya berbaring sangat familiar. Seingatnya tadi malam ia di bar, minum minum bersama Jimin. Tapi sekarang kenapa ia merasa seperti tidur dikamarnya?

Saat memindahkan kompresan dari dahinya ke atas nakas. Pria itu menemukan secarik kertas.

Aku mengantarmu ke rumah, bukan ke dorm. Sengaja agar kau bisa bermanja manja dengan isterimu. Isteri mungilmu pasti akan mengurusmu dengan sangat baik. Selamat bersenang-senang taehyung-Ah.

-Pjm

Seketika mata Taehyung berkilat tajam. Rasa sakit ditubuhnya seketika melebur berganti dengan kobaran amarah yang memenuhi seisi jiwanya. Tangannya meremas kertas itu penuh dendam.

"Sial" umpatnya. Sebelumnya ia tak pernah membenci orang sedalam ini. Apapun yang menyangkut perempuan cacat itu selalu membuat Taehyung naik darah dengan hati mendidih dipenuhi amarah. Ditambah lagi satu fakta. Jimin mengetahui wujud perempuan itu?

Sial. Sial. Sial. Taehyung rasanya ingin mengumpat sepanjang hari dan mengutuk perempuan itu. Berani beraninya ia menunjukkan wajah menjijikkannya dihadapan Jimin temannya.

Bukankah dulu sudah diperingatkan agar tidak pernah menunjukkan diri ke orang yang Taehyung kenal? terutama teman teman dan kerabat kerabatnya. Perempuan itu benar benar tidak bisa dikasih tahu dengan cara baik baik. Sekali lagi tangan Taehyung mengepal. Dasar pembangkang.

Tuk

Tuk

Tuk

Atensi Taehyung berpindah. Dari arah pintu seorang perempuan dengan dress putih berjalan dengan tidak biasa. Arra membawa nampan putih sambil berjalan pincang. Berusaha menyeimbangkan tubuhnya dengan kruk. Manakala tangannya membawa segelas air dan semangkuk bubur untuk sarapan.

Seketika tatapan Taehyung berubah dingin nan tajam.

Lantas Arra melangkahkan kaki nya yang bergetar hati hati. wajah ketakutannya tidak bisa berbohong manakala mata almond itu menyorotnya bagai laser.

Sebisa mungkin ia mengumpulkan keberaniannya. Sekarang jaraknya dengan Taehyung hanya sekitar 3 jengkal.
"A-ku membuatkan sarapan untuk, Oppa."  Ia memaksakan suaranya agar terdengar jelas.

Sempat hening beberapa detik. Karena Taehyung tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Membuat Arra jadi serba salah. Hingga saat tangan putih itu hendak meletakan nampan yang berisi bubur dan air putih. Sebuah suara bariton mengalun dingin.

"Siapa kau berani beraninya masuk ke ruangan ku? Bukankah sudah ku peringatkan sebelumnya. Apa Sekarang kau juga lupa ingatan?" Taehyung berbicara tanpa menoleh.

Harus diakui ucapanya begitu tajam dan menusuk. Hanya saja Arra menyunggingkan senyum tipis. Senyum manis yang tidak biasa.

"Apa kehadiranku kali ini juga tidak diharapkan ya?"

Srett...

Tiba tiba pria Kim itu menoleh. Baru kali ini seorang Kim Taehyung menolah saat Arra berbicara padanya.  Matanya tajamnya bagaikan pedang yang siap dihunuskan.

Hold Me Tight (KTH) ✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant