Part 18

46 15 10
                                    

Anyeong yeorobun. How are you today? Jangan lupa awali pagimu dengan bernafas. Aku gak tahu cerita ini bakal nge feel apa enggak.

Tolong bantu tandain kalau ada typo ya😉💜💜💜

✍️✍️✍️

Tangannya meremat dadanya. Menyalurkan kesakitan yang begitu menyiksa. Ia teringat kejadian tadi siang bersama Jimin, sang kakak yang ia sayangi sekaligus sumber harapannya.

Flashback on

"Hei." Tangan bantet nan berotot   itu melambai lambai dari dalam mobil. Senyumannya menenggelamkan mata miliknya hingga membentuk bulan sabit. .

Arra menoleh. Rambut hitamnya berkibar tertiup angin sungai. Mengalihkan atensinya yang semula menatap sendu sungai Han kini menatap seorang pria yang baru saja menyapa. Matanya langsung berbinar saat melihat siapa orang itu.

"Jimin oppa." Sapanya kelewat ceria. Wajah Jimin begitu menawan terlebih saat ia melebarkan tawanya begitu Arra memanggil namanya.

Lantas perempuan itu berjalan dipaksakan tergesa gesa mendekati mobil sang kakak.

Wanita itu menarik nafas yang memburu. Wajahnya setengah bingung setelah sampai didekat Jimin.  Kini mereka saling berhadapan. "Apa yang oppa sedang lakukan disini?"

Rasanya aneh. Tidak dirumah sakit, tidak di apartemen Taehyung, tidak ditempat umum. Jimin selalu ada dimana mana.

Pria itu mengibaskan tangannya diudara.

"Ey.. seharusnya aku yang bertanya begitu. Apa yang kau lakukan di jembatan sambil memandangi sungai Han begitu, hmm?"

Arra mendadak diam enggan menjawab. Hanya rambutnya yang bergerak terombang ambing ditiup angin.

"Kau tidak berniat bunuh diri kan?" Tanya Jimin runtut.

"Mana mungkin!" Perempuan itu langsung menyela. Wajahnya seketika berubah cemberut. Sedangkan Jimin malah terkekeh dibuatnya. "Iya. Iya aku hanya bercanda."

Selesai tertawa Jimin menekan salah satu tombol di mobilnya. Ia sedikit mencondongkan tubuhya ke samping. Tak lama pintu terbuka.

"Masuklah." Katanya. "Ayo ku antar pulang. Taehyung dirumah pasti sendirian kan?"

Arra hanya mengangguk. ia yang semula berada di dekat Jimin otomatis harus memutar langkah untuk sampai dipintu mobil yang dibuka Jimin tadi. Lantas ia berjalan melewati mobil bagian depan pria itu.

Hati Jimin berdesir manakala perempuan itu melewati depan mobilnya. Kakak mana yang tidak merasa sedih saat melihat sang adik berjalan susah payah menggunakan kruk.

Menurutnya arra terlalu muda untuk memikul semua beban hidupnya. Ia dipaksa dewasa karena pernikahan, hamil dan nanti punya anak. apalagi dalam keadaan istimewa seperti itu pasti akan sangat kerepotan. Namun Jimin sedikit bersyukur setidaknya yang menjadi suaminya itu adalah Kim Taehyung sahabatnya.

"Oppa ayo jalan."

Arra menjatuhkan bokongnya di kursi samping Jimin. Kemudian ia meletakan kruk disamping kanannya dekat pintu mobil. Sadar tidak ada sahutan dari Jimin. Perempuan itu kembali berbicara.

"Oppa..?!"

Jimin malah diam dengan tatapan kosongnya. Ia merangkul stir mobil dengan kedua tangannya

"Hei?"

"Jimin oppa?!"

"Eoh?" Jimin menyahut dengan wajah linglung nya. "Apa? Kenapa?"

Arra terkikik dibuatnya. "Rupanya oppa melamun. Ayo jalan!" Perempuan itu memasang seat belt. Kemudian membenarkan duduknya dengan kaku. Sedangkan Jimin masih terbengong bengong disampingnya.

Hold Me Tight (KTH) ✔Where stories live. Discover now