1

10.1K 1K 295
                                    

"Selamat atas pernikahan kalian." Kalimat pertama yang seorang gadis dengar ketika kakinya mendarat di tempat pekerjaannya.

Nama lengkapnya Aeris Zahra Narkissa, salah satu pendiri kelompok rahasia yang sudah berdiri selama bertahun-tahun. Semua orang memanggil dia dengan sebutan Ara, gadis manis lucu yang punya keahlian luar biasa.

Di sampingnya, ada seorang gadis lain yang baru saja Ara nikahi, yaitu Asteria Yessica Tamara. Setelah bertahun-tahun bersama, akhirnya hubungan mereka bisa naik ke jenjang yang lebih tinggi. Tidak mudah untuk mereka bisa sampai ke tahap ini, harus melangkahi jalan yang tidak mudah terutama restu orang tua. Butuh waktu nyaris satu tahun untuk Ara sampai akhirnya mendapat restu dari satu-satunya orang tua Chika yang tersisa, yaitu ibunya, Aya.

Pernikahan mereka adalah syarat utama Ara bisa membawa Chika ke sini. Pendiri kelompok yang tinggal di sebuah perumahan khusus ini tak mengizinkan orang asing masuk, termasuk kekasih dari salah satu anggotanya. Hanya setelah ikrar suci pernikahan disebutkan, baru mereka boleh mambawa pasangannya masing-masing.

"Udah boleh, sayang?" Chika merangkul lengan Ara seraya memandangi sebuah gerbang yang menjulang tinggi.

Untuk sampai ke sini, Chika bahkan harus melewati banyak sekali gerbang. Gerbang pertama dijaga oleh lima orang bertubuh kekar yang membawa senjata, gerbang kedua terbuat dari baja tebal yang hanya dibuka menggunakan kode rahasia, gerbang ketiga hanya bisa dibuka menggunakan sidik jari, gerbang keempat yang menutupi ruang kantor mereka harus menggunakan retina mata untuk bisa terbuka. Chika jadi penasaran, apa sebenarnya yang ada di dalam? Sampai ia harus menunggu bertahun-tahun untuk bisa masuk.

"Boleh sayang." Ara menatap Chika kemudian menyunggingkan senyumannya. Sudah lama sekali ia ingin mengajak Chika ke sini, memperkenalkan bagaimana pekerjaannya, tetapi peraturan ketat yang dibuat teman-temannya baru boleh mengizinkan Chika ke sini. Ara mengecup singkat punggung tangan Chika lalu beranjak masuk setelah sebelumnya membuka kunci pintu kantor menggunakan sidik jarinya.

"Jadi ini tempat kerja kamu? Pantes aja kamu pernah ketembak." Chika sedikit meringis ngeri melihat banyak sekali pistol yang berjejeran di dinding. Kantor ini lebih terlihat seperti sebuah istana kolot yang terbuat dari bata bata tebal.

"Iya ini tempat kerja aku." Ara mengangguk beberapa kali saat ada anak buah yang menyapanya. "Bagus kan? Aku bangun ini bertahun-tahun." Ara dengan bangga mengatakan itu. Tentu saja tidak mudah membangun ini, khususnya mendapat kepercayaan dari banyak orang.

"Berapa banyak uang yang harus mereka keluarin untuk satu kasus?" Chika penasaran. Jika kantornya saja semewah ini, tentu pendapatan mereka cukup besar.

"Tergantung, bayaran termahal dari Pemerintah waktu kita dapet kasus buat nyelidikin gembong narkoba, kita dapet dua triliun." Ara terus berjalan, tetapi tidak ke ruangannya, ia ingin memperkenalkan istrinya yang sangat cantik ini pada semua temannya.

"Jadi pemerintah tau ini? Bukannya pemerintah punya polisi intel ya?"

"Ada perang waktu itu karna gembong narkoba itu punya anak buah yang banyak, jadi kalo pemerintah sendiri yang turun, harus pake polisi sama tentara sekaligus. Jadi mereka pake kita dan ya berhasil, kita dapet uang sebanyak itu." Ara berhenti tepat di depan salah satu ruangan, ia menekan kode sampai pintu yang menjulang tinggi itu terbuka, terlihat seorang gadis cantik dengan panah di tangannya.

"Siapa dia?" Chika memandangi gadis cantik berambut panjang itu.

"Namanya Gazbia Shani Indira Electra, dia ahli menembak sama memanah, gak ada yang bisa ngalahin dia kecuali kakaknya." Ara mempersilahkan Chika untuk masuk ke ruangan Shani yang cukup besar. Jika biasanya ruang kantor diisi oleh berkas dan laptop, ruang kantor ini diisi oleh puluhan senjata dan panah.

ENIGMA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang