7. I Miss You

15 3 1
                                    

Mata Christaya membulat.

"Hah? Besok kalian pergi?", ucap gadis itu berharap salah dengar. Matanya bergeser ke Drystan, "Kok kamu ga kasih tau aku? Minggu kemaren kan baru ketemu!?",

Drystan yang duduk di sebelah Howin terkekeh mengangkat dua jari meminta ampun.

Mereka bertiga sedang bertemu di cafe bawah mall itu lagi. Tadi Howin dan Drystan tidak sengaja berpapasan, sehingga Howin mengajak Christaya untuk nongkrong bersama sekaligus ingin menyampaikan sesuatu.

Tanpa memberi alasan yang jelas, Drystan setuju ikut ke acara komik Asia Tenggara itu, meninggalkan teka-teki di kepala Howin. Awalnya Howin kira Drystan sudah memberi tahu Christaya, namun ternyata pria itu belum mengatakan apa-apa. Hal itu membuat Howin menjelaskan bahwa Christaya harus tau dan alangkah baiknya Drystan lebih terbuka lagi ke gadis itu, bukan hanya sekedar teman jalan.

"Dia baru mutusin habis ketemu", kekeh Howin mengaduk milk shakes cookie and cream yang diberi biskuit bergambar panda imut di atasnya.

"Argh! Sayang banget pandanya!", tegur Christaya melihat panda yang hancur diaduk Howin. "Lah! Kan dibikin buat dimakan!", tukas Howin membela dirinya.

Diantara perdebatan itu, Drystan terus diam menatap Christaya, entah apa yang ada di pikirannya. Mungkin saja ia berpikir ulang tentang perkataan Howin, kalau ia harus lebih terbuka ke Christaya. Kalau ditanya lagi...kapan terakhir kali ia terbuka? Semenjak ibunya...ia tidak pernah menungkap diri lagi.

Bibirnya yang tertutup rapat, terbuka sedikit perlahan-lahan. Ia mengumpulkan keberanian, tapi keberaniannya tidak kunjung datang, membuat mulutnya merapat lagi. Dan ia harus sekali lagi mengubur niatnya.

Drystan mengeluarkan sketchbook yang sering ia gunakan untuk berkomunikasi. Dengan pulpen tinta biru ia menulis sesuatu dan di tunjukan ke Christaya,

'Ikut yuk'

Mata gadis itu terbelalak, ia sampai loncat dari bangku birunya sangking terkejut.

"Drystan, besok kita udah flight, mana bisa?", tegur Howin lembut ke Drystan. Tapi pria itu membalas lagi,

'Kan bisa diundur, kita ganti hari pas Christaya bisa'

"Ya bisa, tapi emangnya boleh sama orang tuanya? Lagian kan Christaya masih ku-", belum selesai Howin berbicara, Christaya sudah menyela,

"Minggu ini udah mulai mau bikin skripsi guys", ucapan gadis itu menghentikan perdebatan mereka. Drystan maupun Howin menoleh, gadis itu melanjutkan,

"Akhir bulan mau coba sidang. Siapa tau lulus hehe", kekeh Christaya kering, "Bantu doa dong",

Drystan dan Howin saling pandang. Drystan tidak berkuliah jadi dia tidak paham tentang skripsi. Howin sebenarnya mau membantu, tapi rasa malasnya terlalu tinggi.

Malamnya, sambil memeluk guling Christaya berbincang dengan Drystan melalui handphone,

'Ikut'

'Gabisa Drystan'

' :'( '

'Packing udah semua??'

'Aku udah dari kemaren'
'Lagi ngawasin Howin'
'Suka ketinggalan barang'

Christaya tersenyum lembut, perlahan ia menggerakan jempol untuk mengatakan,

'Safe Flight Boys!'
'Aku tidur dulu ya'
'Good night'

Ia lalu bergelung di dalam selimut seusai mengisi daya handphonenya di atas meja. Gadis itu melamun, menganggap hari ini bukanlah hari yang menyenangkan.

Muted Comic Artist LoverWhere stories live. Discover now