12. Kiss

6 2 0
                                    

Katherine duduk dengan kaki agak terbuka di sofa bersama dengan Christaya yang sok alim. Drystan berdiri tidak jauh dari mereka.

"Omo omo why! Ah! Drystan! Kupikir kamu-ah noo!", Katherine tidak bisa berkata dengan tepat dan hanya bisa mengekspresikan kekecewaan dan keterkejutannya dengan gestur-gestur aneh.

Matanya memincing nyaris tertutup, bibirnya diantara ingin tersenyum atau murung dibuka lebar-lebar, dan tangannya bergerak terlalu banyak entah menunjuk Christaya dan Drystan atau untuk memijat pelipisnya sendiri.

"Ah itu entar dulu", ia tiba-tiba beranjak dari duduknya, bergegas ke Drystan sambil mengeluarkan gulungan meteran mini dari kantung celana baggy.

Seolah sudah terbiasa, Drystan mengangkat kedua tangan dimana Katherine langsung melingkari pinggangnya dengan meteran berbahan kain sebelum mencatat di lengannya dengan spidol.

"Uda berapa lama numpang disini? Kok gue ga denger?", tanya Katherine masih fokus mendapat ukuran-ukuran lain Drystan.

"Amhh-", Christaya mengulum bibir berpikir.

"Gamungkin sehari dua hari sih, lu udah bau Drystan banget", potong Katherine memberi senyuman singkat ke Christaya sebelum mengukur panjang kaki Drystan sembari berkomentar, "Wah lumayan ini, kece abiezz",

Christaya mengernyitkan dahi bingung, maksud bau Drystan apa? Sejelas itu? "Bau Drystan?". Katherine mengangguk dengan mulut terbuka,

"Pas awal ketemu lu bau raspberry. Tapi barusan lu bau vanilla banget. Bau vanilla yang masih ada bau cowoknya itu Drystan bingo", maksud bingo adalah banget.

Christaya bergidik jijik. Dia saja tidak memperhatikan wangi pacarnya tapi kenapa Katherine bisa hafal betul dengan wanginya?

Tapi daripada di bawa ke jalur jealous, Christaya menjelaskan,

"Gue nginep disini sampe besok, disuruh Howin temenin Drystan"

"Omo! Sist Howin yang suruh?", komentar Katherine yang sedang mengukur lingkar kepala.

"Iya. Dia dinas udah dari minggu kemaren"

Katherine manggut-manggut paham, "Udah Drys. Thank you", senyumnya fokus mencatat. Disela itu Drystan duduk di sebelah Christaya dimana Christaya dengan cepat menyatukan tangan masing-masing, ia tersenyum dalam bentuk upaya apresiasi karena Drystan sudah menjadi lebih terbiasa disekitar wanita, mengingat tahun kemaren ia sampai benar-benar tertekan di hadapan Katherine maupun wanita lain.

Disitulah Christaya teringat ucapan Howin setahun yang lalu.

"Katherine, jangan-jangan lu anak design?"

"Betul!", Katherine terkejut dalam artian baik dan mengangkat jempol ke Christaya, "Gue fashionable ya?", tanyanya dengan eskpresi tengil dan berpose seperti model. Matanya yang awalnya tertuju ke Christaya perlahan turun ke jemarinya yang terlilit dengan jemari Drystan.

Matanya perlahan membulat dan punggungnya menegak. Ia menarik nafas dalam-dalam,

"KALIAN CICICUIT KLEPEK-KLEPEK SERRR?!",

Christaya dan Drystan bertukar pandang, seolah bertanya haruskah memberi tahu. Tapi pada akhirnya Drystan mengangguk yakin ke Katherine, mengonfirmasi.

Mata Katherine semakin membulat sampai mau keluar. "WUADAOOOO SI DRYSTAN UDAH PUNYA PACAR BOI!! WADUWADUWADU!!", jeritnya heboh dan tampak antusias bersamaan, ia sampai berjingkat-jingkat bertepuk tangan.

"Ahhh akhirnya...cita-cita Howin dan gueh jadi nyata", Katherine menghela nafas terharu.

"Hah? Apa, apa? Gimana?", Christaya tidak benar-benar menangkap ucapan Katherine barusan.

Muted Comic Artist LoverWhere stories live. Discover now