[ Chapter 7 ]

2.4K 180 6
                                    

POV

Hujan masih belum reda, kilatan petir nampak jelas di langit hitam suaranya pun begitu nyaring untuk di dengar hingga seketika pintu mansion di buka dengan kencang menampilkan off yang menyeret tangan gun dengan keadaan tubuh yang basah kuyup oleh air hujan nampak jelas amarah dalam wajah off,semua pelayan yang melihat off langsung menundukkan kepalanya

Win yang baru saja keluar dari dapur setelah meminta pelayan membuat kan nya susu hangat untuk nya,dan tidak sengaja dia melihat off mencengkram tangan gun menarik nya membuat gun tidak bisa menyeimbangkan langkah nya,tubuh nya pun basah,kedua tangan win mencengkram gelas yang dia pegang menatap pada susu hangat yang dia bawa

Ini lah mengapa win sangat takut jika off marah besar dia sudah beberapa kali melihat off sangat begitu marah pada gun,raut wajah dan aura yang off berikan begitu menakutkan hingga membuat nya tidak bisa bicara dan dia tidak ingin membuat ayah nya marah besar

"Tuan muda lebih baik anda segera menghangatkan diri di kamar,mari saya antar."ucap seorang pelayan yang membuat pikiran win buyar,dia mengangguk lalu pelayan itupun mengantar kan win ke kamarnya

Pelayan itu tau jika win sedang kaget melihat apa yang terjadi pada kedua orang tuanya dan lebih baik win segera pergi ke kamarnya

Pintu di tutup dan di kunci off melempar gun keatas kasur dengan sangat kasar matanya penuh dengan amarah, merobek semua pakaian gun hingga tak ada sehelai benang pun pada tubuhnya

"Off tenang jangan seperti ini, dengarkan aku."

"Apa yang harus aku dengar kan dari Mulut mu ini hm?,apakah kau akan mengatakan jika kau lebih memilih pulang dengan orang asing ketimbang dengan suami ini,itu yang akan kau ucapkan hahh?."ucap off mencekram rahang gun dan membantingnya ke kasur

Tangan dan kaki gun kini mulai terikat oleh tali dan membuat nya terlentang dengan tubuh telanjang nya

"Maafkan aku off sungguh bukan itu maksud ku, dengarkan semua penjelasan ku,ak-."

Plakk....

Pipi putih itu kini menjadi merah mendapatkan tamparan yang begitu kuat dari tangan off hingga gun bungkam,mata nya mulai memanas dia menggigit bibir merah nya

"Sudah ku bilang kau milik ku tidak ada yang bisa memiliki mu selain aku, mendengar pria sialan itu mengatakan dengan lantang dia ingin memiliki mu membuat ku teramat marah."ucap nya turun dari ranjang meninggalkan gun di atas kasur

Dia membuka pintu balkon redroom membuat angin dingin masuk kedalam,gun mengeratkan kakinya kini tubuh nya yang sedikit basah di terpa angin membuat nya sedikit menggigil,tangan nya mengambil sebuah kater menyalahkan sebuah lilin merah,lampu off redup kan membuat pencahayaan nya terbatas

"Dingin off, kumohon tutup pintu nya off."

"Kau dingin bukan?,mari aku hangat kan tubuh mu dengan lilin ini bagaimana?."gun melihat pada lilin yang off bawa dengan sebuah kater dia menggelengkan kepalanya dengan cepat

"Ada apa kenapa menggeleng hm?, tunggu aku akan membuat mu hangat baby,oh dan sekali lagi kau memanggil ku seperti itu lihat apa yang akan ku lakukan pada mu."ucap nya menyeringai di atas lilin yang menyala

Kater yang off pegang dia tumpukan pada perut gun ujung kater yang begitu tajam mulai menggores ukiran di perut gun, membuat tangan gun mencengkram kuat pada tali menahan rasa sakit yang teramat

"Ahkkkkkk sakit papi,jangan teruskan ahhhkkk."

"Sakit?, tunggu aku akan mengobati nya."kini tetesan lilin panas menutupi luka goresan di perut gun,off tersenyum tetesan panas dari lilin dia oleskan menggunakan kater pada tubuh gun

Son of a MafiaWhere stories live. Discover now