Bab 9 : Ulah Nekad Kisya ( Revisi )

98 22 0
                                    


'Gue mungkin bego, gue mungkin telmi, tapi gue hanya ingin melihat senyumnya Vero. Itu aja.'

- Kisya Adiva Putri -
======================================

"Oh emjii, gak mungkin rasanya yang balapan dengan Hiro adalah Vero, masa sih Vero anggota genk Skull Crusher?  Bisa gawat, jika Kenzie sampe berpikiran yang sama dengan gue, Kisya mendekap mulutnya dengan khawatir.  Semoga gue salah, semoga si mata coklat muda itu hanya kebetulan mirip...

Kisya benar - benar tak bisa tidur malam itu, sudah pukul 10 malam, tapi suara - suara teriakan dari rumah Vero masih saja ribut, membuat batinnya begitu risau. Sepertinya Vero sedang dihajar lagi oleh Kakak - kakaknya. Tadinya gadis itu hendak mengintip dari balkon, tapi dilarang oleh Kenzie.

Udah, jangan! Ntar lo stress lagi," 

"Ta-tapi Vero..,"

"Biarin aja deh, lagian dia gak pernah peduli dengan lo, kenapa lo mau repot - repot peduli dengan dia?"

"Ini soal kemanusiaan, Ken!"

"Bullshit!"

"Plis, Ken, telepon Pak RT,"

"Ngapain? Ini udah jam 10 malem, Sya! Pasti Pak RT udah bobo cantik di rumahnya, masa harus gue gangguin?"

"Kenzie Arvano Putra, pliis??"

"No way,"

"Plis?"

"Dah, bobo sana!" Kenzie mendorong Kisya agar masuk kembali ke kamarnya.

Kisya akhirnya hanya bisa pasrah meringkuk di kasurnya, sambil menutup telinganya dengan bantal. Begitu gundah, begitu khawatir. Tuhan, selamatkan Vero, Ya Tuhan, semoga dia gak kenapa - napa. Apa dia kena marah gara - gara ketauan ikut ba...Ah itu baru suudzon gue sih...

Oh emji, padahal baru kemarin Vero dipanggil Kepala Sekolah, jika Vero gak masuk lagi besok, pasti dia akan mendapat kesulitan...

Keesokan paginya, Kisya tak dapat menahan diri, gadis itu mati - matian menolak pergi ke sekolah bersama Kenzie, seperti biasanya.

"Jangan macem - macem, Sya, mo ngapain lo ke rumah Vero?"  Kenzie gusar melihat Kisya berlari meninggalkannya, pergi ke rumah sebelah.

"Lo duluan aja ke sekolah, gue gampang lah, ntar bisa pesen ojek online!" teriak Kisya.

Pintu pagar rumah Vero yang tidak terkunci, membuat Kisya bisa langsung menerobos, masuk ke teras, dan mengetuk pintu rumah itu. Seorang gadis berusia dua puluhan muncul membukakan pintu. Kakak Vero.

"Mau cari siapa ya?" Tanya gadis itu.

"Anu..Saya Kisya. Vero - nya ada?"

"Kisya?"

"Iya Kak, saya tetangga sebelah, teman sekelas Vero," Kisya berusaha mencari alasan. "Kemarin Vero janji mo pergi sekolah bareng saya pagi ini, karena kami satu kelompok Pratikum Biologi,"

"Ooh, mo pergi bareng ya?" wajah gadis itu langsung berubah dingin. "Lo pacarnya Vero?"

"Iya, eh bukan Kak," Kisya merasa lebih baik tidak mengarang - ngarang cerita mengaku sebagai pacar Vero, karena melihat perubahan raut wajah gadis itu. Ntar Vero dimarahin lagi, karena pacaran.

"Hmm, kayaknya Vero hari ini gak bisa masuk sekolah deh,"

"Kenapa Kak?" Mendesir darah Kisya mendengar itu.

"Tauk tuh, mungkin dia demam,"

"Demam? Hmm kalo gitu, Kakak bisa titip surat izinnya dengan saya,"

"Eh surat izin?" Gadis itu tiba - tiba terlihat gugup.

Alzaviero Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang