Bab 19 : Pertengkaran

84 16 3
                                    

Sudah nyaris pagi, saat Kenzie pulang entah darimana. Hiro dan Junno yang mengantar. Jelas membuat Papa begitu marah pada Kenzie.

"Darimana kamu?! Pulang pagi, mulut bau alkohol?!" Sergah Papa mengguncang Kenzie yang nyaris tak bisa berdiri dengan benar.

"Udahlah, Pa! Kepala Kenzie sakit!" Racau pemuda itu, lalu muntah - muntah tak keruan, membuat Papa merasa lebih baik membiarkan Kenzie masuk dan beristirahat. Karena ditanya juga, percuma, jawabannya pasti kacau.

Kisya hanya terpaku menatap saudara kembarnya yang sudah terkapar di tempat tidurnya. Kenapa Kenzie sampe mabok gini yak? Padahal biar tergolong badboy, ketua genk motor, tapi Kenzie boleh dikatakan tidak pernah menenggak minuman beralkohol, apalagi sampe mabok gini. Papa dan Mama juga tampak heran dan begitu terkejut melihat anak kesayangan mereka pulang dalam keadaan mabuk.

"Gu-gue tau gue salah ..," terdengar Kenzie meracau dalam tidurnya.

Mau tak mau iba juga Kisya melihat Kenzie. Saat Papa dan Mama sudah kembali ke kamar mereka, Kisya masih duduk di tepi tempat tidur Kenzie, mencoba menyelimuti adik kembarnya itu.

"Kenapa sih lo, Ken? Kok sampe mabok gini sih? Apa yang sedang nyusahin pikiran lo?" Bisik Kisya iba, bagaimanapun Kenzie saudara satu - satunya, adik, walau cuma selisih tiga menit, yaah walaupun terkadang Kenzie bersikap terlalu posesif  hingga  membuatnya marah dan kesal, tapi Kisya sebetulnya tak bisa berlama - lama bersitegang dengan Kenzie.

"Gue..Gue sayang lo...Gue gak mau siapa pun ngerebut lo dari gue...,"  didengarnya pemuda itu masih meracau.

Alis mata Kisya terangkat mendengar racauan itu, oh emji, Kenzie lagi patah hati ama sapaaa?? Nih anak kok gak pernah bilang siapa ceweknya sih?  Tau - tau udah patah hati aja dia.

******

Siang itu di sekolah, saat istirahat, Kisya tertegun melihat Kenzie hanya duduk bertekuk muka sendirian di kantin. Tumben? Biasanya kemana - mana, Kenzie selalu diiringi anggota genk Black Wolves, entah itu Hiro, Junno, Razqa atau yang lainnya. Tapi kok sekarang...

Dilihatnya Hiro, Junno dan anggota Black Wolves yang lain ada di kantin itu juga, tapi tak ada satupun yang berani mengajak Kenzie bicara, apalagi duduk semeja.

Sembunyi - sembunyi, Kisya memanggil Hiro lewat pesan WA agar pemuda Indo - Arab itu menemuinya di luar kantin.

"Eh, si Kenzie kenapa sih?" Tanya Kisya pada Hiro, yang dibalas pemuda itu dengan mengangkat bahu.

"Seharusnya gue nanyain itu ke lo, karena lo kembarannya,"

"Ah lo kan tau, gue ama Kenzie lagi gimana," tukas Kisya manyun. "Jadi lo gak tau juga Kenzie kenapa?"

"Gak,"

"Hmm, apa mungkin dia lagi putus dengan pacarnya, kali ya?"

"Entahlah, setau gue si Bos gak punya pacar,"

Kisya mengerutkan kening mendengar itu. Jika Kenzie gak punya pacar, lalu siapa yang dimaksud Kenzie dalam racauannya kemarin malam, 'Gue sayang lo'? Apa dia lagi naksir seseorang tapi gak kesampean?

Ah, Kenzie, gimanapun lo sodara kembar gue, sulit rasanya gue berpura - pura gak peduli dengan lo terus - menerus. Gadis itu akhirnya, menyingkirkan egonya jauh - jauh, perlahan kembali masuk ke dalam kantin, didekatinya meja Kenzie.

"Ken, tumben lo sendirian? Ada apa?" Tegur Kisya, menarik kursi di depan Kenzie. Pemuda itu tampak terjengah karena kedatangan Kisya. Sesaat dia tampak seperti tak percaya Kisya menegurnya.

"Eh gue sendirian ya?" Kenzie menjawab sembarangan.

"Dudul, masa gak nyadar lagi sendirian?  Apa sih yang sedang lo pikirin?"

"Emangnya lo peduli?"

"Ya, peduli dong, gue kan sodara kembar lo,"

"Kirain udah gak peduli,"

Kisya tau Kenzie menyindirnya.

"Gue selalu peduli kok dengan lo, cuma lo aja yang kadang - kadang terlalu kelewatan!"

"Kelewatan gimana?"

"Ih, jangan pura - pura lupa deh, dengan apa yang udah lo lakuin dengan Vero,"

"Oh, mahluk yang memuakkan itu?"

"Namanya Vero, Ken, bukan mahluk,"

"Whatever lah," Kenzie mencemooh. "Gue kelewatan gimana? Lo kali yang bebal! Udah dibilang jauhi Vero, tapi lo masih juga. Yeah, jadi jangan salahin gue dong?!"

"Kenzie, gak bisa gitu juga, kale..," Kisya manyun.

"Jadi harus gimana? Gak mungkin kan lo yang gue hajar?"

Kisya terbelalak mendengarnya.

"Jadi maksud lo, karena gue gak mau menjauhi, Vero yang dihajar?"

"Yeah, bisa jadi?"

Kenzie mengangkat bahunya, meneguk teh botol yang ada di mejanya, seolah tak ada yang salah dengan kata - katanya tadi.

"Lo..Lo tuh aneh!" Sembur Kisya. "Mentang - mentang lo ketua genk, lo pikir lo bisa seenaknya bertingkah bar - bar gitu?"

"Hei, siapa sih yang aneh sekarang? Lo, udah tau Vero gak suka dengan lo, masih juga lo kejar - kejar! Itu apa namanya?" Balas Kenzie sambil menatap  Kisya.

"Plis deh! Masalah gue ditolak kek, gue masih ngejar  - ngejar kek, ya itu urusan gue lah! Gak perlu sampe lo yang ribet kan?"

"Gue sodara kembar lo, Sya,"

"Trus? Karena lo sodara gue, lantas lo bisa seenaknya gitu? Ngatur - ngatur gue, ikut campur urusan gue, bertindak bar - bar sembarangan gitu?"

Kenzie terdengar menggeram. Pemuda itu mengetuk - ngetuk jemarinya ke meja kantin dengan tidak sabar, sepertinya ingin mengatakan sesuatu tapi begitu sulit.

"Terserah lo dah! Mo lo bilang gue ikut campur, gue ngatur, gue bar - bar! Tapi gue tetap gak suka lo deket dengan Vero!" Kata Kenzie kemudian, membuat Kisya terbelalak.

"Lo tuh susah diajak damai ya?"

"Lo yang bebal, gak mau dikasi tau!"

"Gue benci lo!!"

"Apa?!"

"GUE BENCI LOO!!" Kisya bangkit dari kursinya, begitu kesal, tapi Kenzie buru - buru  menahan tangannya.

"Kisya..,"

"Heh, apa - apaan sih, Ken? Lepasin tangan gue!"

"Kisya, asal lo tau!" Kenzie tiba - tiba berkata keras. "Kepala gue sakit, sampe gue mabok kemarin malam, gara - gara mikirin lo, tauk!"

"Mikirin atau nyiksa gue?!"

"Kisya, plis...,"

"Udah deh, Ken! Kalo lo emang mikirin gue, biarin gue dengan Vero, kenapa?"

"No! Gue gak bisa! Justru karena gue mikirin  lo, gue gak mau lo dengan Vero,"

"Jadi gue gak boleh punya pacar, gitu? Harus dengan lo terus?" Suara Kisya mulai ikut tinggi.

"Ya!"

"Huaa?! Apa maksud lo dengan 'Ya'?!"

"Ya, karena...Karena gue...,"

"Karena apa?!"

Bell tanda usainya jam istirahat yang berbunyi nyaring, memutuskan percakapan itu begitu saja. Percuma niat Kisya yang tadinya ingin memperbaiki hubungan dengan Kenzie, karena ternyata percakapan mereka tidak juga berakhir dengan baik.

Sebel banget gak sih? Tadinya gue iba liat Kenzie ngelamun sendirian, ingin baikan lagi dengan si badut itu, tapi kata - katanya bikin gue gak ngerti apa maunya, rutuk Kisya merengut pada Kenzie yang juga masih menatapnya dengan gusar.

Alzaviero Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang