Edisi Dibuang Sayang

112 13 0
                                    

Author noted :

Bab ini tentang kisah cinta segitiga antara Alzar ( Papa Kandung Vero ), Eva ( Mama Tiri Vero ) dan Vieronika ( Mama Kandung Vero ),

Dan kenapa Vero trauma dengan es krim

Aku gak tau harus ditaruh dimana bab ini, mo dibuang sayang, mo dimasukin, gak nyambung, hehehe....

So...Aku tumpangin di sini ya?

Mo dibaca Alhamdullilah, mo gak dibaca juga gpp...Santuy aja...

===================================

Eva, wanita muda itu berkali - kali menghela napas, memperhatikan bocah laki - laki yang baru berusia 5 tahun, bocah itu berkulit putih, dan memilik sepasang mata berwarna coklat muda bening, begitu berbeda dengan Gery dan Vania anak - anaknya yang berkulit sawo matang. Yah, tentu saja beda, bocah itu bukan anakku! Dia anak pelakor itu, pelakor yang membuat Mas Alzar tega mengkhianatiku! Eva mengepalkan tangannya, teringat peristiwa 5 tahun yang lalu, saat Alzar suaminya pulang ke rumah dengan seorang bayi mungil dalam gendongannya.

"Bayi siapa itu Mas?" Tanyanya kala itu.

"Ini bayi..,"

"Pasti bayi wanita jalang itu kan?!! Bayi Vieronika?!! Iya kan, Mas??!" Suara Eva langsung meninggi.

"Plis, Eva, maafkan aku, tapi ini anakku juga,"

"Oh tidak, Mas!! Aku selama ini sudah cukup sabar memaafkan setiap kesalahanmu!" Jerit Eva. "Sakit, Mas! Sudah cukup sakit rasanya melihatmu jalan bersama Vieronika! Aku sangat mencintai Mas, tapi apa yang Mas berikan padaku? Sebuah pengkhianatan??!!"

"Plis maafkan aku, Eva. Aku dan Vieronika sudah lebih dulu saling mencintai sebelum kita dijodohkan..,"

"Ooh, jadi karena pernikahan kita cuma dijodohkan, Mas bisa seenaknya masih berhubungan dengan Vieronika, walau sudah nikah denganku, sudah ada Gery, ada Vania, anak - anak kita??"

"Maafkan aku,"

Tubuh Eva bergetar karena marah. Air matanya berlinangan tak tertahankan.

"Sekarang Mas datang membawa bayi itu karena Vieronika sudah meninggalkan Mas?"

"Aku yang meninggalkan Vieronika. Demi kamu, Eva, demi anak - anak kita, Gery dan Vania,"

"Bohong!"

"Plis Eva? Apapun akan kulakukan, supaya kamu percaya padaku," Alzar menatap Eva istrinya. "Atau aku akan berlutut di depanmu sampai kamu percaya dan  memaafkan aku,"

Eva terbelalak melihat Alzar suaminya sambil masih menggendong bayi itu, benar - benar berlutut di hadapannya.

"Mas! Apa yang kamu lakukan?!"

"Plis?"

Eva terdiam mendengar kata - kata suaminya, kelihatannya Alzar memang sungguh - sungguh ingin merubah diri, dan kembali padanya. Tapi bayi itu...

"Oke, oke, aku memaafkan Mas! Tapi tidak dengan bayi itu!"

"Eva, aku tak mungkin menelantarkan bayi ini. Vieronika tak bisa merawatnya, ka - karena dia...,"

"Karena dia seorang pelacur, iya kan? Mana ada pelacur bawa - bawa bayi!"

"Plis Eva, jangan katakan itu,"

"Pokoknya aku tak akan pernah mau merawat bayi itu! Silahkan Mas rawat dia sendiri! Jangan minta aku!" Vonis Eva tandas.

"Mama!! Adik nakal!!" Tiba - tiba terdengar suara Vania anaknya menjerit, membuyarkan lamunan Eva.

"Kenapa Vania?"

"Adik Vero mecahin vas bunga Mama,"

Eva bangkit dari duduknya dengan geram, baiklah, cukup sudah anak pelakor ini mengganggu hidupku. Hatiku sakit setiap kali melihat tampangnya! Sudah 5 tahun aku menahan diri, demi Mas Alzar!

Wanita itu menarik tangan bocah laki - laki itu dengan kasar.  Bahkan nama anak ini saja sudah cukup membuatku naik darah, Alzaviero, gabungan dari nama Mas Alzar dan Vieronika si pelakor itu, aargh!

"Vero ikut Mama!" Bentak Eva sambil mengambil kunci motor matic - nya.

"Mama mau kemana? Gery ikut ya?" Gery anak sulungnya segera merengek ingin ikut.

"Tidak, Gery dan Vania tinggal sebentar dengan Kak Siti ya?" Eva melirik Babysitter yang disewa Alzar suaminya untuk menjaga Alzaviero sebetulnya, karena dirinya tak sudi merawat Alzaviero.

Eva menaikkan bocah 5 tahun itu ke motor matic- nya.

"Kita mau kemana, Mama?" Tanya bocah itu sambil menatap Eva dengan mata coklat muda beningnya.

Eva tak menjawab, hanya bergegas naik juga ke motor dan mereka segera melaju keluar halaman rumah.

Entah sudah berapa jauh, Eva membawa Alzaviero si bocah itu berkeliling, hingga akhirnya mereka berhenti di pinggir jalan. Pedagang es krim yang melintas, segera dipanggil Eva.

"Vero mau es krim?" Tanya Eva pada Alzaviero, yang biasa dipanggil Vero.

"Mau, Mama," sahut bocah itu dengan mata berbinar. Sedikit heran karena selama ini wanita yang dianggapnya sebagai Mama itu, tak pernah peduli padanya, apalagi sampai membelikan es krim seperti ini.

Eva menarik tangan Alzaviero agar turun dari motor. Dan membelikan setangkup es krim murah untuk bocah itu.

"Vero makan es krimnya dan  tunggu di sini ya?" Perintah Eva pada bocah itu.

"Ya Mama,"

Eva kemudian menunggu hingga pedagang es krim berlalu, hingga tak ada siapapun lagi di situ, setelah itu wanita itu menaiki motor matic-nya, dan langsung melaju, meninggalkan Alzaviero yang tengah asyik menjilati es krimnya sambil duduk di pinggir jalan.

Lama, setelah es krimnya habis, baru bocah 5 tahun itu mulai menyadari bahwa Mamanya sudah meninggalkan dirinya di pinggir jalan itu.

"Mama manaa?" Bocah itu mulai menangis ketakutan, berjalan ke sana - ke mari mencari sosok Eva. Tapi sia - sia tampaknya, karena Eva, sang Mama, tak pernah kembali lagi untuk menjemputnya.

Alzaviero Where stories live. Discover now