0.1

2.4K 398 141
                                    

06:54 PM


"Sendirian aja lo? biasanya bareng Jeongwoo," tanya Junkyu.

"Jeongwoo lagi bareng bang Jaehyuk, katanya mau nongkrong di alun-alun kota," jawab Haruto yang berjalan di samping Junkyu.

"Junghwan?"

"Lagi balik kampung."

Pemuda bermarga Kim tersebut mengangguk sebagai jawaban. Tangan kanannya merogoh kunci rumah dari dalam saku, bertepatan setelah mereka tiba di kediaman Junkyu.

Junkyu dan Haruto baru saja pulang dari warnet Cinematrobic setelah seharian bermain game. Warnet yang ramai di kalangan anak muda karena komputernya memiliki sistem 3D. Tapi, selagi orangtua-nya pergi menjenguk saudara, Haruto menyempatkan diri untuk mampir ke rumah Junkyu. Singkatnya, Haruto takut berdiam sendiri di rumah.

Junkyu memutar gagang pintu. "Ayo masuk," ajaknya.

Begitu seisi rumah menyapa netra Haruto, ia dibuat terpana begitu melihat banyak barang-barang souvenir milik Junkyu diletakkan di samping sofa ruang tamu. Terlebih, ini adalah kali pertama Haruto pergi ke rumah Junkyu.

Ngomong-ngomong, Souvenir tersebut Junkyu dapatkan ketika sedang berkunjung keluar kota. Mengumpulkan barang-barang souvenir seperti miniatur, parfum dan lain sebagainya adalah hobi dari seorang Kim Junkyu.

"Gausah kaget. Gue tau rumah gue keren, tapi lebih keren lagi yang punya rumah," ucapnya sambil melirik ke arah Haruto yang masih bengong didepan pintu.

Haruto mencebikan bibir kesal, baru saja mau dipuji, eh, sudah ngelunjak duluan. Akhirnya, pemuda itu tidak membalas ucapan Junkyu dan langsung duduk di sofa sambil melihat-lihat beberapa miniatur mobil dan sepeda.

"Eh, buatin kopi sama ramen dong, sekalian snack nya juga, gue udah susah-susah dateng kesini masa iya gak dikasih suguhan."

Kalau biasanya orang-orang sungkan untuk minta suguhan, beda lagi dengan Watanabe Haruto yang langsung maksa minta suguhan.

"Nggak ada rasa malunya bener lo jadi tamu!"

" Yaelah, kita kan bestfriend," jawab Haruto dengan santainya.

Pemuda bermarga Kim itu hanya bisa membatin. Daripada meladeni Haruto, ia pun memilih untuk beranjak ke dapur. Meskipun tidak tahu diri, Junkyu tetap membuatkan kopi dan ramen untuk Haruto. Eh, buat Junkyu juga deng.

Di sisi lain, Haruto masih penasaran dengan hiasan-hiasan dan souvenir milik pemuda itu, ia berjalan ke ruang tengah sambil memperhstikan beberapa botol parfum, hoodie dan miniatur kendaraan yang diletakkan di etalase kaca.

Namun, langkahnya sempat terhenti saat hendak berbalik ke ruang tamu, indra penciumannya merasakan bau amis darah di sekitar ruangan.

"Bang, lo lagi pms ya?" tanya Haruto.

"Gue cowok anjir! Kalau ngomong jangan sembarangan, ya!" Teriak Junkyu dari dapur.

"Tapi, kok gue nyium bau darah ...."

Junkyu menghentikan kegiatannya sejenak, ia berlari ke ruang tamu dengan kedua tangan yang masih menggenggam mangkuk ramen. "Bau darah? Dimana? Nggak ada apa-apa tuh?"

"Coba lo cek ke ruangan lain."

Junkyu meletakkan mangkuk ramen di atas meja, ia berjalan ke ruang tengah dan kamar mandi untuk mengecek bau darah yang katanya ada di sekitar sini.

Kali ini, Junkyu mencium bau itu juga. Tapi semua ruangan sudah dimasuki dan tidak ada apa-apa disana. Junkyu berganti untuk melihat ke lantai atas.

Satu persatu ruangan telah dimasuki dan hasilnya nihil.

[ⅰ] 𝐂lown of Eternity || 𝐓reasureWhere stories live. Discover now