0.2

1.7K 415 116
                                    


eottokhae
neol ijgetnyago
i was born to love you
but now we hate each other
mianhae
neul banbokhaedo
i was born to--

"DOY!! DAM!!"

Di seberang sana, Doyoung dan Yedam sedang memainkan musik di sebuah caffe. Mereka menoleh saat melihat Jihoon lari terbirit-birit.

By the way, Caffe, atau base yang menjadi tongkrongan anak-anak remaja ini dibangun oleh Yedam. Seringkali Yedam mengajak Gank Treasure—Circle pertemanannya dengan 11 pemuda untuk berkunjung ke caffe ini, entah itu sekedar ngopi atau main game bersama.

Doyoung mengangkat satu alis. "Lo ngapain malam-malam datang kesini?"

"PLEASE! TOLONG, GUE ... GUE TAKUT BANGET," seru Jihoon, napasnya tak beraturan.

"Tolong apaan? Lo ngapain lari-lari kesini? Kayak habis dikejar titan aja," sindir Yedam.

Jihoon tidak menjawab, sibuk mengatur pernapasannya yang tersenggal akibat lari begitu jauh dari rumah.

"Duduk dulu sini, kayaknya lo capek banget." Doyoung menarik kursi di sampingnya.

Seusai duduk dan mengatur pernapasan, barulah Jihoon merasa sedikit tenang.

"Ada badut aneh di rumah gue, kayak ... badut pembunuh."

"HAH?"

Yedam dan Doyoung saling beradu pandang sebelum kembali menatap Jihoon dengan tajam.

"Yang bener lo? Sejak kapan badut pembunuh ada di dunia nyata?" Tanya Yedam.

"GUE SERIUS, DAM."

"Jadi gini, selama perjalanan pulang dari kampus tadi, gue ngalamin banyak hal-hal aneh. Dari yang di telepon sama nomor nggak dikenal, sampai di teror pakai kertas beginian." Jihoon menyodorkan secarik kertas yang ia ambil di meja belajar pada Yedam dan Doyoung.

Speechless, mereka berdua bergidik ngeri begitu membaca isi kertas.

"Masa iya sih ada badut pembunuh? Lo aja kali yang kebanyakan nonton film," ujar Yedam masih tak percaya.

"Emang lo nggak ngalamin hal-hal aneh, gitu?"

"Kagak tuh, daritadi gue nyanyi-nyanyi disini, sambil godain cewek-cewek depan komplek bareng Doyoung kagak nemu hal-hal aneh tuh, ya gak Doy?"

Doyoung membenarkan ucapan Yedam.

"Tapi tadi gue liat badut itu secara langsung di depan pintu kamar!" Jihoon bersikeras meyakinkan mereka.

Yedam mendecih. "Lo aja kali yang kurang istirahat." Ia meletakkan gitar coklat miliknya di atas pangkuan.

"Daripada mikirin itu mulu mending lo ikut gue nyanyi bareng aja deh, gue jamin cewek-cewek bakal terpesona setelah dengerin suara emas khas Bang Yedam yang kece ini, ya gak Doy?" Yedam mengedipkan sebelah matanya pada Doyoung.

Jangan harap Doyoung akan salting. Pemuda bersurai merah itu justru berlagak ingin muntah melihat kelakuan temannya sendiri.

"Lo aja yang nyanyi, gue males." Jihoon menyandarkan kepalanya di kursi.

"Yaelah, bilang aja nggak bisa," gumam Yedam yang masih dapat di dengar oleh Jihoon.

"GUE DENGAR YA, SETAN."

Yedam tak merespon amukan Jihoon, tangannya mulai bergerak memetik senar gitar sambil menyanyikan sebuah lagu.

" nae shigyeneun meoljjeonghande shiganaeun meomchweoitgo~
mwo hana dweneun ge eomne nae moseubi useuweo~
hayeomeopshi kiweotteon dulmane sesang--"

[ⅰ] 𝐂lown of Eternity || 𝐓reasureWhere stories live. Discover now