0.5

1.4K 322 122
                                    

Polisi kian berdatangan ke tempat kejadian, satu persatu dari mereka mulai menulusuri mayat Yoonbin yang tidak diketahui penyebab kematiannya.

Pekarangan rumah kini telah dipenuhi oleh garis kuning dan mobil-mobil polisi yang terparkir di depan pagar.

"Sebelum kejadian pembunuhan ini terjadi, apa yang terakhir kali kamu lakukan dengan si korban?" tanya salah satu Polisi dengan tatapan intimidasi.

Pemuda bersurai coklat tersebut menjelaskan semua kejadian awal ia bersama Yoonbin hingga akhirnya sang kawan ditemukan dalam keadaan mengenaskan.

Salah satu polisi yang mendengar penjelasan pemuda itu mengangguk paham. Tanpa disadari, netranya menangkap kertas putih yang ditemukan Yoshi sewaktu ia mengecek ke bawah kolong kasur Yoonbin.

"Itu ... kertas apa?" tanya nya sembari memperhatikan tangan Yoshi yang sedari tadi terkepal.

Raut Yoshi terlihat sedikit ragu untuk menyerahkan kertas itu pada sang polisi. Namun, mau tak mau ia harus menyerahkan juga daripada dirinya yang akan dituduh.

Polisi yang bernama Bobby tersebut menerima kertas yang disodorkan Yoshi lalu membaca secarik kalimat yang tertera. Alisnya terangkat. Tatapan intimidasi kembali tertuju pada Yoshi.

"Kalau menurut saya, dia dibunuh oleh salah satu orang terdekatmu yang juga mempunyai hubungan dengan dia," tegasnya.

"Maksud bapak, teman saya?" tanya Yoshi setengah mengerti.

"Kemungkinan iya."

"Mulai sekarang, kamu harus hati-hati dengan orang disekitarmu, jangan mudah percaya dengan seseorang dan tetap waspada," lanjutnya dengan penuh penegasan.

"Terus ini teman saya gimana, Pak?"

"Kamu tenang aja, untuk urusan ini biar kami yang urus," ucapnya dengan senyum tulus seraya menepuk pelan pundak Yoshi.























































•~•~•~•

"Sekarang dia udah dimakamkan?"

Yoshi mengangguk lesu menanggapi pertanyaan Junkyu, sudah dua jam semenjak pemakaman Yoonbin selesai.

"Gue turut berduka ... lo yang sabar ya, Yosh," tutur Jihoon dengan lembut, tangannya merangkul pundak Yoshi lalu menepuknya pelan.

Saat ini, Yoshi tengah termenung lesu di caffe prince, bersama dengan Jihoon dan Junkyu yang kebetulan juga satu kampus dengannya, mereka berdua terkejut saat Yoshi mengabarkan bahwa Yoonbin telah dibunuh. Karena selain Yoshi, Yoonbin juga berteman akrab dengan Jihoon dan Junkyu.

"Wih, pada ngapain nih?"

Kedatangan Doyoung, Haruto dan Asahi mengalihkan perhatian mereka.

Doyoung datang sambil menenteng tas hitam berisikan laptop dan beberapa buku yang akan ia gunakan untuk mengerjakan tugas prakarya.

"Yoonbin meninggal," tutur Yoshi tak mengalihkan pandangannya ke Doyoung. Tidak ada raut terkejut dari mereka bertiga, sepertinya karena Doyoung, Asahi dan Haruto tidak mengenali Yoonbin. Tapi, manik mata mereka tetap menunjukkan rasa iba pada Yoshi.

"HAH? YOONBIN? SI BOCAH BAWANG KOMPLEKS SEBELAH ITU? KOK BISA?!" tanya Hyunsuk yang entah sejak kapan sudah berdiri di samping Junkyu.

"Anjrit! Sejak kapan lo disini?!" protes Junkyu namun tak dihiraukan oleh Hyunsuk

"Katanya sih dibunuh," jawab Jihoon sesuai dengan yang Yoshi katakan.

Sontak Hyunsuk semakin tercengang sekaligus heran, jarang sekali berita pembunuhan terjadi di kota mereka, apakah ini ulah dari badut pembunuh itu lagi? Benar-benar tidak ada habisnya.

[ⅰ] 𝐂lown of Eternity || 𝐓reasureWhere stories live. Discover now