0.9

1.1K 286 40
                                    

Tap.. Tap.. Tap..

Derap langkah kaki seseorang menggema di tangga koridor. Mereka adalah Jihoon, Yoshi dan Asahi yang bertugas untuk mengecek bagian lantai 3

Berbeda dengan kelompok Junkyu, Jaehyuk dan Mashiho, mereka lebih memilih untuk membahas hal serius mengenai Pennywise daripada bersenda gurau.

"Kalau menurut kalian, kenapa Jeongwoo dibawa ke sekolah ini? Sedangkan tahanan dia yang lain ada di markas bougenville." Mulai Jihoon.

"Kayaknya dia sengaja mancing kita, deh, Ji. Atau mungkin, ada sesuatu yang mau dia sampaikan di sekolah ini?" jawab Yoshi.

Jihoon mengangguk, "Berarti kita juga harus cari petunjuk sesuatu, kan?"

"Nah, bener banget!"

"Oh iya, gue penasaran, kira kira apa aja yang udah kita lakuin di masa lampau? Sampai kena teror habis-habisan kayak gini," celetuk Yoshi.

"Kalau menurut gue, yang namanya pembullyan itu pasti nggak jauh dari kata main fisik, penghinaan dan pelecehan. Mungkin kita pernah ngelakuin itu semua?" jawab Jihoon.

"Tapi yang benar aja, deh, 21 tahun gue hidup nggak pernah tuh ngelakuin tiga hal itu, separah apa gue di kehidupan sebelumnya?" lanjutnya.

Yoshi menghela napasnya kasar sambil melambatkan langkah. "Nggak ada yang tahu kehidupan seseorang di masa lampau kayak gimana, kalaupun diri kita yang sekarang bisa time travel ke masa itu, gue yakin nggak akan ada bullying apalagi teror-teroran yang mengakibatkan banyak korban kayak gini."

"Benar, sih. Gue jadi keingat sesuatu."

Yoshi dan Asahi menatap penasaran pada pemuda di tengah-tengah mereka, menunggu kata-kata selanjutnya yang akan keluar dari mulut seorang Park Jihoon.

"Kata Bang Yuta, salah satu dari kita adalah iblis yang bersekutu dengan badut Pennywise, menurut kalian, siapa iblis yang menjelma menjadi salah satu di antara kita itu?"

Menurut Yoshi, perkataan Jihoon barusan sedikit membuatnya tidak enak karena harus menuduh salah satu dari teman mereka. Asahi? Pemuda itu tentu saja tidak akan menjawab, ia memilih diam dan meneliti sudut kelas yang ada di sekeliling koridor.

"Gue nggak mau curiga sama siapa-siapa dulu selagi belum ada bukti," tegasnya dengan nada dingin.

"Buktinya udah banyak, Yosh. Kita aja yang nggak peka." Jihoon menghentikan langkahnya sejenak. "Kalian curiga sama Haruto nggak, sih? Kalau menurut gue mah, dia khawatir nya dibuat-buat gitu."

"Dibuat-buat? Maksud lo? Terus apa hubungannya sama iblis?" tanya Yoshi mengintrogasi.

"Lo nggak tau? Dia khawatir secara berlebihan itu cuma buat ngalihin perhatian kita doang, biar orang-orang nggak ada yang curiga."

Nyalinya menciut saat melihat tatapan Yoshi yang menajam. "Emm, sorry. Sebelumnya, gue nggak ada maksud buat nuduh Haruto." Jihoon mengangkat kedua tangannya di samping telinga.

"Jawab pertanyaan gue dulu, apa hubungannya khawatir dengan iblis?"

Jihoon mengendikan pundak. "Well, kalau berdasarkan film atau permainan teror mah biasanya orang kayak gitu emang suka nusuk dari belakang. Makanya gue curiga."

"Curiga cuma karena dia khawatir secara berlebihan? Please, deh, Ji. Siapa, sih, yang nggak akan khawatir waktu teman sejatinya diculik? Apalagi Haruto sama Jeongwoo udah temenan dari TK."

"Ingat nggak kejadian tujuh tahun yang lalu? Waktu Junkyu diculik aja lo sampai nangis brutal."

Jihoon teringat suatu kejadian saat ia masih duduk di bangku SMP, dimana Jihoon dan Junkyu sedang bermain bersama di sebuah gang dekat pasar lalu seorang preman bertubuh kekar menculik Junkyu ke dalam mobilnya.

[ⅰ] 𝐂lown of Eternity || 𝐓reasureWhere stories live. Discover now