CHAPTER 4

13.6K 1.3K 40
                                    

Udah follow? Belum? Follow dulu, gratis nggak bayar☺️☺️🔪

Follow Ig
_rindiiani
wp.rindiaaaani
Rey.naldiagra
Daaniafrzn
.
.
.

Happy Reading 🔞🔞


Jam menunjukkan pukul dua malam. Sudah saatnya seluruh orang beristirahat, namun itu tidak berlaku untuk Rey. Ya, dia saat ini sedang berada disebuah tempat hiburan yang terkenal di Jakarta bersama dengan kedua sahabat kembarnya.

Setelah beradu mulut dengan Jaya yang membuat emosi nya terkuras, Rey lebih memilih untuk pergi mencari hiburan yang biasa dilakukannya. Bahkan, hal ini sudah menjadi kebiasaan Rey seperti makanan sehari-hari baginya. 

"Rey, kenapa berhenti?" tanya wanita itu pada Rey yang tiba-tiba saja menghentikan pergerakannya.

"Nggak enak," jawabnya lalu dengan cepat ia mengambil baju yang ada di bawah lantai kamar itu.

"Lo apaan sih, Rey?! Tadi lo ngajakin gue, udah gue temenin lo malah kaya gini." wanita itu tampak kesal pada Rey. Ia sangat menikmati permainan Rey. Rey sangat pintar mencari titik terlemahnya dengan cara mencium wanita tersebut di beberapa bagian yang sangat sensitif. Namun dengan seenak hatinya cowok di depannya ini menghentikan semua nya secara tiba-tiba.

Rey membuka dompet tebalnya, lalu mengeluarkan beberapa uang lembar berwarna merah, dan langsung memberikannya kepada gadis itu.

"Nih, buat lo jajan. Lain kali, kalo mau tidur sama gue mandi dulu." ucap Rey.

"Gue nggak suka cewek bau." bisik Rey tepat di telinga wanita itu lalu pergi begitu saja.

"Perasaan gue nggak bau," ucap wanita itu sambil mengendus-endus badannya sendiri. Lalu ia menatap punggung Rey yang semakin menjauh dan menghilang.

"Rey brengsek," ucapnya setelah menyadari bahwa Rey hanya ingin bermain-main dengannya.

---

"Lah, udah selesai Rey? Cepet banget." tanya Ethan yang melihat Rey baru keluar dari kamar yang sempat ia pesankan tadi.

"Males," jawabnya singkat.

"Tumben, biasanya lo paling nggak bisa ngelewatin hal kaya gini,"

Tuk!

"Sakit woi! Apaan sih lo masih mukul-mukul kepala gue?!" Ethan melihat Nathan dengan tatapan tidak suka.

Bagaimana tidak, tiba-tiba saja kembaran nya itu memukul kepalanya dengan sangat keras. Untungnya saat ini hanya menggunakan tangan kosong, biasanya jika emosi seperti ini Nathan tidak segan-segan melemparkan barang-barang yang ada di dekatnya kepada Ethan.

"Nggak waras! Harusnya lo seneng kalo Rey udah berubah, bego!"

Diantara ketiganya, hanya Nathan lah yang waras. Jujur saja, Nathan tidak suka berada disini. Namun karna kembaran nya terus saja memaksa dan memandang Rey adalah sahabatnya, terpaksa dia harus mengikutinya.

Waktu Nathan yang berharga hanya terbuang sia-sia untuk kedua cowok ini. Harusnya jam segini ia bisa tidur dengan pulas tanpa memperdulikan keduanya. 

"Terus ngapain lo ikut?" tanya Ethan tak suka dengan wajah menantang.

"Lo yang maksa gue setan!" Nathan sejak tadi menahan emosinya yang hampir meledak akibat kembarannya ini.

DAANIA (END)Where stories live. Discover now