CHAPTER 39

9.1K 1.1K 187
                                    

Follow Ig
_rindiiani
wp.rindiaaaani
Rey.naldiagra
Daaniafrzn

Happy Reading
---

Rey berjalan masuk kedalam rumah dengan tergesa. Sudah beberapa kali panggilan telepon dari Daania di abaikan nya karena berurusan dengan Nathan tadi. Setelah dia mencoba menghubungi ulang istrinya, namun Daania terus menolak panggilan tersebut.

Saat membuka pintu Rey sedikit terkejut menatap Daania yang sudah berdiri menatap nya dengan tatapan tajam. Bola mata Daania menghunus mata Rey.

"N-nia?" Rey tampak gagap menatap Daania sedang bersedekah dada.

"Darimana?" tanya Daania dengan dingin, Rey sedikit meringis melihatnya.

Rey menggaruk tengkuk leher nya, "Gue tadi temenin Nathan,"

"Nathan yang nemenin kamu atau kamu yang nemenin Nathan?" pertanyaan dari Daania membuat ritme jantung Rey berdetak lebih cepat.

"Maksud lo?" Rey bertanya seolah tidak mengerti maksud dari pertanyaan Daania.

"Jujur sama aku, Rey." mata Daania tampak berkaca saat mengatakan itu.

Rey berjalan mendekat kearah Daania, namun wanita memilih untuk mundur tak ingin berdekatan dengan Rey.

"Gue nggak kemana-mana,"

"Berhenti disana!" Daania menunjuk Rey agar tetap disana dan tidak lagi melangkah lagi mendekatinya.

"Mau sampai kapan nutupin ini semua, Rey?"

Pria itu hanya diam menatap Daania yang sudah menangis. Rey ingin sekali memeluk wanita di depannya.

"Gue nggak nyembunyiin apapun,"

"MASIH MAU NGELES?!" Daania berteriak marah, baru kali ini Rey melihat Daania yang benar-benar dalam keadaan emosi.

"AKU UDAH TAU SEMUANYA! SEMUA TENTANG KAMU, REY! JADI JANGAN ADA YANG DI SEMBUNYIIN APAPUN ITU DARI AKU!" dada Daania baik turun karena emosi dan menangis tersedu.

Nathan memang sempat menelpon Daania dan menceritakan semua. Tidak ada maksud apapun dari Nathan, pria itu hanya ingin Rey sembuh dan menjalani pengobatan yang seharusnya di lakukan sudah sejak dulu.

Tanpa menunggu, Rey sedikit berlari dan menghamburkan pelukannya pada Daania. Ia menciumi leher Daania.

"Kenapa nggak jujur dari awal kalo kamu sakit?!" Daania memukul dada Rey dengan kuat berulang kali.

"Kenapa diam aja? Kenapa kamu terus berbuat seperti orang paling kejam?! Kenapa terus bertingkah sok kuat?!" Daania terus menerus memberikan pertanyaan bertubi-tubi pada Rey.

Rey hanya menggeleng, hatinya sangat sakit melihat Daania menangis seperti ini.

"Gue nggak mau lo tahu," perkataan Rey membuat Daania tertegun, lalu mendorong kuat tubuh Rey.

"Kenapa?! Apa salah nya aku tahu?! Aku tahu, selama ini kamu emang nggak pernah anggap aku sebagai istri kamu!"

"Nggak gitu, Nia."

"TERUS APA?! ALASAN APA LAGI KALI INI, REY?!"

Untungnya saat ini tidak ada siapapun di dalam rumah tersebut. Jadi dengan bebasnya Daania berteriak mengeluarkan segala kekecewaan nya kepada Rey.

"Jangan diam aja! Punya mulut kan?!" tanya nya lagi.

"Gue nggak mau terlihat lemah di mata orang! Gue nggak mau semua orang jadi kasihani gue gara-gara penyakit sialan ini!" Daania terdiam dan menatap Rey yang terlihat sangat berantakan.

DAANIA (END)Where stories live. Discover now