CHAPTER 42

10.1K 1.1K 110
                                    

Follow Ig
_rindiiani
Rey.naldiagra
Daaniafrzn

Jangan lupa follow sebelum baca❤️

Happy Reading
---

Seluruh keluarga Rey dan Daania saat ini tengah berkumpul di rumah Rey, Ethan dan Somya pun saat ini tengah berada di sana.

Rey langsung memberitahu kepada orang terdekatnya saat melihat Daania yang di culik oleh seseorang. Pria itu sempat mengamuk dirumah saat tidak bisa mengejar Daania.

"Gimana bisa Daania hilang?!" Raka yang sejak tadi tidak bisa menahan emosinya rasa ingin memukul Rey saat ini juga. Pria itu sejak tadi mondar-mandir di tempatnya.

"Gue nggak tahu," jawab Rey dengan nada frustasi sambil menarik rambut nya lantaran pusing memikirkan Daania.

Saat ini mereka semua sedang menunggu kabar dari Nathan. Nathan sama sekali tidak memperbolehkan mereka untuk ikut mencari Daania.

Semua strategi tengah di atur oleh pria itu. Hanya menunggu kabar untuk bergerak, baru semua nya ikut membantu melepaskan Daania.

Nathan tidak ingin akibat gegabah dan emosional saat ini membuat Daania dan bayinya terluka. Pria itu hanya ingin bermain dengan tenang. Membiarkan musuh saat ini berada di posisi kemenangan, tapi nyatanya tidak.

"Lo itu suaminya! Jangan lari tanggung jawab, dong!"

"Sudah, Raka. Bukan waktunya untuk berkelahi. Sekarang ini saat nya memikirkan bagaimana Daania bisa kita temui."

Raka menatap sengit adik ipar nya tersebut. Sedangkan Desi—mama Daania sejak tadi menangis dan di tenangkan oleh Sonya.

"Rey," panggil Hari, Rey menoleh dan menatap mertuanya dengan wajah penuh tanya.

"Apa kamu punya masa lalu yang belum terselesaikan?"

Rey menggeleng, "masa lalu Rey udah selesai, Pa. Karin juga tahu Rey sekarang udah jadi suami Daania."

"Aku nggak pernah punya saingan bisnis selama ini," jawab Hari sambil memikirkan sesuatu hal yang bersangkutan dengan penculikan Daania. Namun tetap saja, tidak ada tanda-tanda mencurigakan baginya.

"Aku rasa ini ada hubungannya sama kematian mama Rey." ucapan Jaya sontak membuat orang-orang yang berada disana terkejut.

"Maksud papa apa?!" Rey bangkit dari duduknya dan bertanya dengan tidak sabar.

"Tahan emosi kamu, Rey. Ingat dia itu papa kamu." Hari menenangkan menantu nya dan menarik bahu Rey agar kembali duduk di tempat nya.

"Sudah belakangan ini aku dapat teror terus menerus." sambung Jaya,

"Papa juga dapat?"

"Maksud kamu? Teror itu bukan untuk papa aja?" Jaya terkejut dengan hal tersebut, ternyata bukan dirinya yang menerima teror tersebut.

"Iya, Rey udah berusaha buat nyembunyiin nya, tapi Daania sempat lihat teror itu." jelas Rey selama ini yang di sembunyikannya.

"Jadi... ini semua ada sangkut pautnya dengan dendam masa lalu?" tanya Ethan membuka suaranya yang sejak tadi diam.

"Tapi kita nggak bisa langsung nebak kalau itu dia," ucapan Jaya di benarkan oleh orang yang ada disana.

Drrt drrt.

Getaran ponsel Rey menyadarkan lamunan nya yang sejak tadi diam memikirkan Daania.

"Halo, Than."

DAANIA (END)Where stories live. Discover now