5. Raline Anjani

96 2 1
                                    

Beberapa hari ini Tasya terus murung karena Arya tidak menanggapi permintaan untuk mencarikan mama baru untuknya. Arya juga merasa tidak enak hati pada Raline walaupun dia sudah berkali-kali memohon maaf pada ibu guru itu. Pikirannya semakin kacau ketika Mayang terus mendesak agar dia mau mengenal Raline lebih dekat.

"Ibu yang benar aja, dong! Kenapa harus Raline sih?" protes Arya saat ibunya kembali membahas gadis itu.

"Karena Ibu lihat sikapnya baik pada Tasya dan sepertinya belum menikah jadi kamu coba dekati dia ya! Daripada kamu terus diganggu sama Imelda, iya 'kan?"

"Ck! Lagi-lagi Imelda," umpat Arya dalam hati.

Wanita pembawa masalah itu terus saja berusaha menghubungi Arya, tetapi dia tidak pernah menghiraukannya. Imelda meminta penjelasan mengenai hubungan mantan suaminya itu dengan Raline. Arya berhasil membuat perempuan itu salah paham walaupun sepertinya posisi Raline menjadi tidak aman. Imelda bisa saja mencari informasi tentang Raline dan Arya tidak ingin sesuatu yang buruk nanti menimpanya.

Lelaki berkacamata itu memutuskan untuk pergi ke kedai kopi milik Rama. Mungkin inilah terakhir kalinya dia pergi ke sana hanya demi melihat Kharisma dari kejauhan. Arya melepas kacamatanya dan duduk sendiri sambil menikmati mochaccino dingin seperti biasanya. Dia sudah hafal, Kharisma akan turun dari ruang kerjanya di lantai atas sekitar pukul 16.00 nanti.

Ketika Arya sedang memainkan ponselnya, tiba-tiba dia mendengar suara lelaki dan perempuan yang berbicara agak keras seperti sedang berdebat. Saat dirinya menoleh ke arah mereka, Arya kaget karena ternyata perempuan itu adalah Raline. Dia sedang duduk berhadapan dengan seorang lelaki yang Arya duga adalah pacarnya. Mereka tampak sedang ada masalah. Raline sempat berdiri dan ingin pergi, tetapi kemudian dia kembali duduk dan menghubungi seseorang lainnya untuk datang.

Arya mengalihkan pandangan ke arah tangga dan melihat Kharisma yang sedang menuruni tangga pelan-pelan. Perutnya sudah sangat membesar dan ingin sekali dia memegangi tangan wanita yang dicintainya itu saat turun. Namun, dengan melihatnya saja Arya sudah cukup puas walaupun ini jelas adalah perbuatan yang salah. Awalnya, Arya ingin mengikuti Kharisma keluar untuk memastikan dia pulang dengan dijemput oleh Rama atau supirnya, tetapi perasaannya mengatakan bahwa dirinya harus tetap duduk untuk mengetahui kelanjutan masalah Raline.

"Ini semua karena kamu terlalu sok suci!" Arya mendengar saat Ivan mengucapkan kalimat itu.

Walau samar-samar dia menyimak percakapan mereka, Arya mengambil sebuah kesimpulan sementara bahwa Raline dikhianati oleh pacarnya yang berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Dia melihat Raline kembali berdiri dan menyiram kopi ke arah Ivan, lalu berjalan meninggalkannya. Saat gadis itu hendak melewati meja Arya, tatapan mata mereka bertemu.

Raline tidak menghiraukan keberadaan Arya dan tetap keluar dari kedai kopi itu. Arya segera mengikutinya, tetapi dia tidak menemukan keberadaan Raline di sekitar tempat parkir. Dia merasa ingin menghibur gadis itu, mungkin karena masih merasa bersalah padanya.

Arya segera menyalakan mobil untuk menyusul Raline ke rumah kosnya yang tidak jauh dari sini. Ternyata ada hikmahnya juga kemarin dia mengantarkan Raline pulang sehingga tahu di mana ibu guru Tasya itu tinggal.

Saat melintasi sebuah taman, Arya berhenti karena melihat gadis yang dicarinya sedang duduk di atas ayunan seorang diri. Kemudian dia turun dan berjalan mendekatinya. Wajah gadis yang murung itu tiba-tiba mengingatkan Arya pada seseorang yang dia kenal saat duduk di bangku SMA. Gadis yang pernah membuat jantungnya berdebar kencang dan merasa ingin melindunginya karena dia selalu di-bully di sekolah.

"Anjani," panggil Arya pelan. Gadis itu menoleh. Matanya yang sembab menatap dengan sendu.

"Apa kamu Anjani yang dulu sekolah di SMAN 8?" tanya Arya penasaran.

TERJERAT CINTA DOKTER DUDAWhere stories live. Discover now