10. Kebijakan Kherep

123 25 0
                                    

Vote, komen, share!

Eid al adha dear readers~ jangan lupa jaga kesehatan

Ketika fajar menyingsing pada pagi itu, Neferuti sudah menginjakkan kakinya di dermaga Sungai Nil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika fajar menyingsing pada pagi itu, Neferuti sudah menginjakkan kakinya di dermaga Sungai Nil. Dia bersama dengan Resnet yang mengantarkannya pagi itu untuk berlayar.

Pagi itu, dermaga terlihat tidak seramai biasanya. Beberapa orang tengah menurunkan berkarung-karung gandum dan garam. Tak hanya orang Kemet, satu dua kali Neferuti bisa melihat orang-orang Roma tengah turun dari kapal. Apakah mereka pergi berlibur atau membuat masalah, Neferuti tidak mau tahu.

"Guru tidak bisa datang," kata Resnet, sebelum Neferuti naik ke atas kapal. "Guru bilang, seseorang bernama Nyonya Sa akan menyambutmu di sana. Berhati-hatilah sampai ke tujuan."

"Sampai bertemu lagi, Resnet," kata Neferuti, tersenyum. Pagi itu, Neferuti berpakaian dengan rapih. Di bahunya sudah tersampir tas kulit berisi obat-obatan, sementara satu tangannya membawa buntalan kain berisi pakaian.

Mereka bertukar lambaian, lalu Neferuti segerak naik ke atas kapal yang akan mengarungi sungai Nil.

***

Ketika fajar kembali menyingsing, perahu menepi di sebuah dermaga kecil yang sedikit sempit. Layar diturunkan, dan orang-orang segera menuruni kapal.

Neferuti, yang masih sedikit mengantuk, mengantri di belakang yang lainnya. Angin kencang menerpa wajahnya ketika ia menginjakkan kakinya di daratan. Matanya menyipit, berusaha merasakan angin baru yang sebelumnya belum pernah ia rasakan.

Ketika Neferuti berjalan semakin jauh dari dermaga, seorang wanita paruh baya tiba-tiba menghampirinya. Wanita itu bertubuh tinggi, berambut hitam pekat, serta kulit sewarna kulit kacang kenari.

"Apakah kau Neferuti dari Alexandria?" tanyanya, tangannya menggenggam gulungan papirus.

"Benar," jawabnya. "Anda Nyonya Sa, bukan?"

"Iya, itu aku," jawabnya, terdengar bersemangat. "Ini-Herit sudah menyuratiku jauh hari sebelumnya. Senang sekali kau sampai di sini dengan selamat. Selamat datang juga di Aswan. Ayo, aku akan mengantarmu ke rumah."

Neferuti tersenyum, lalu mengikuti Nyonya Sa dari belakangnya.

Aswan sangat berbeda dari Memphis dan Alexandria. Daerah ini tidak seramai Alexandria dan Memphis. Orang-orangnya lebih sedikit, dan yang membuat neferuti senang, hanya ada satu atau dua tentara Roma di sana.

"Ini-Herit juga sudah menyinggung soal hukumanmu," kata Nyonya Sa, ketika mereka menghampiri sebuah Wagon yang ditarik oleh beberapa keledai. Nyonya Sa kemudian mempersilahkan Neferuti naik terlebih dahulu.

"Ya, aku diharuskan untuk berdoa kepada Thoth," kata Neferuti, sambil duduk.

"Kebetulan yang menyenangkan, karena salah satu biarawan di Kuil Thoht adalah teman baikku. Aku akan memintanya untuk menyalakan ritual jika kau ingin berdoa," kata Nyonya Sa. Dia mulai memecut keledai itu, membuat Wagon yang mereka naiki perlahan bergerak.

The Rain on The GrassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang