15. Penyembuhan Terbaik

164 29 0
                                    

Vote, komen, and share

Ini-Herit baru meninggalkan Neferuti ketika wanita itu sudah tenang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini-Herit baru meninggalkan Neferuti ketika wanita itu sudah tenang. Sebelum pergi, pemuda itu berpesan, "Besok pagi, kita akan pergi bersama ke suatu tempat. Siapkan barang-barang bawaanmu."

Neferuti tidak tahu kemana mereka akan pergi, dan tidak ingin bertanya lebih lanjut. Malam itu, dia hanya menyiapkan barang-barang yang hendak ia bawa, lalu tidur di atas tempat tidurnya dengan posisi duduk, kepalanya bersandar ke dinding kamarnya.

Ketika pagi hari tiba, Ini-Herit sudah menunggunya di depan pintu rumahnya. Pemuda itu tidak banyak bicara, dan meminta Neferuti untuk mengikutinya.

Ternyata, pemuda itu membawanya ke sebuah dermaga di Alexandria. Di dermaga itu, terdapat banyak kapal yang sedang berlabuh. Terdapat pula beberapa pedagang dan tentara Roma di sana.

"Kemanakah kita?" tanya Neferuti, dari belakang Ini-Herit.

Pemuda itu berbalik, lalu menjawab, "Kita akan naik kapal."

Benar saja, pemuda itu mengajaknya untuk naik ke sebuah kapal besar. Layar-layar kapal itu berkibar, menandakan kapal siap berlayar. Beberapa orang duduk di sana, memakai mantel berpergian mereka.

Neferuti duduk di sebelah Ini-Herit, matanya memandang kosong ke arah pohon-pohon yang tumbuh di pinggir dermaga. Matahari yang cerah membuat pohon-pohon itu lebih hidup, sangat kontras dengan hatinya yang mendung. Sebagaimana awan mendung yang selalu bersembunyi, Neferuti pikir kesedihannya itu terus menggantung.

Tak lama kemudian, kapal pun berlayar. Angin kencang menerpa layar kapal, membuat para pedayung sedikit kewalahan mengontrol kapal mereka.

Diantara suara ombak, angin, dan percakapan orang-orang, Neferuti bisa mendengar suara Ini-Herit yang memutuskan untuk membuka mulutnya.

"Aku menyurati Nyonya Hartepak beberapa hari yang lalu. Dalam balasan suratnya, dia menceritakan seluruhnya mengenai orangtua serta adik laki-lakimu," kata Ini-Herit.

Neferuti merasa dongkol, tetapi dia hanya bungkam. Tubuhnya tidak memiliki tenaga untuk marah dan membantahnya.

"Lalu, kemana kau akan membawaku sekarang?" tanya Neferuti, singkat.

"Memphis," jawabnya, lugas. "Kita akan pergi ke makam adikmu dan menyembuhkanmu."

Neferuti menatapnya tidak percaya. Dia ingin mengatakan kepada gurunya untuk tidak ikut campur urusan pribadinya. Namun di sisi lain, sisi yang paling besar, dia merasa sangat lega. Sudah berapa lama dia tidak mengunjungi adiknya, membuatnya merasa teramat bersalah.

Tanpa ia sadari, dia menggenggam mata horus milik adiknya.

"Kau mungkin berpikir kalau dirimu adalah orang paling menderita di dunia," kata Ini-Herit. "Tapi, tidak. Semua orang memiliki cerita pahit masing-masing. Yang membedakannya adalah apa kau akan mengurainya menjadi pelajaran hidup, atau kau akan menderita selamanya."

The Rain on The GrassWhere stories live. Discover now