11. Suatu Sore di Aswan

114 32 0
                                    

Vote, komen, share.

[WARNING! TYPO]

Hari demi hari berlalu, Neferuti berusaha mengingat hal-hal yang sudah ia pelajari bersama Imo-Waru

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari demi hari berlalu, Neferuti berusaha mengingat hal-hal yang sudah ia pelajari bersama Imo-Waru. Dia mengingat kembali beberapa detil yang terlewatkan, lalu menulisnya di atas papirus yang ia bawa dari Alexandria.

Untuk menyembuhkan luka, katakan 'Keluarlah kau, racun', kemudian berdoalah meminta kebajikan Serket, dan potonglah bagian yang digigit, yang membengkak, tulis Neferuti di papirusnya.

Selain menulis, dia selalu berdoa kepada Serket bersama Imo-Waru di setiap pagi. Lalu pada siang hari, dia dan Imo-Waru akan berkeliling Aswan untuk bertemu pasien-pasien. Sekurang-kurangnya, terdapat satu orang yang digigit kalajengking beracun setiap harinya.

"Aswan selalu dihantui dengan kalajengking berbisa," jelas Imo-Waru, selesai ia memotong benjolan seorang wanita tua di satu siang. "Oleh karena itu, banyak dari kami yang memohon kepada Serket. Hanya Sang Dewi dengan patron kalajengking yang bisa melindungi kami."

Neferuti memiliki keraguan yang besar pada awal dia menggenggam pisau. Sulit sekali meyakinkan dirinya untuk memotong luka membenjol pada pasien. Dia takut akan melukai bagian tubuh yang lain. Hal ini membuat Imo-Waru terpaksa mengambil alih, lalu memotong benjolan mereka dengan luwes dan cekatan.

"Tidak boleh ada keraguan," tegas Imo-Waru, di hari berikutnya. "Keraguan akan membuang-buang waktu. Waktu yang terbuang itu bisa merenggut nyawa pasien."

Pada akhirnya, Neferuti hanya bisa mengamati Imo-Waru sepanjang waktu. Neferuti sedikit kecewa kepada dirinya sendiri, namun di satu waktu ia sadar ini adalah kelemahannya. Ia pikir, dia harus mencari cara bagaimana cara mengatasi keraguannya itu.

***

Neferuti belum kunjung menemukan cara mengatasi keraguannya itu, hingga ia menghabiskan banyak waktu dengan bermurung. Maka untuk sedikit meringankan pikirannya, Neferuti memutuskan untuk ikut berkebun bersama Nyonya Sa.

Nyonya Sa memiliki kebun yang cukup luas di halaman belakang rumahnya. Di dalam kebun itu terdapat sebuah kolam ikan yang lebar, yang di atasnya terdapat tumbuhan air. Di sekitar kebun, dia menanam beberapa jenis sayur dan tanaman herbal.

"Aswan bahkan lebih berpasir daripada Memphis. Tapi, bagaimana Anda bisa membuat kebun sehijau ini?" tanya Neferuti.

Nyonya Sa tersenyum bangga, "Itu, anakku, adalah sebuah niat dan perjuangan. Kau bisa melakukan apa pun jika memiliki niat yang besar."

Nyonya Sa kemudian menjelaskan kepada Neferuti cara membuat ruangan hijau itu. Neferuti tidak begitu memahami pertanian sebelumnya, namun Nyonya Sa meyakinkan bahwa ada sebuah teknik dimana air, tumbuhan, dan hewan seperti ikan bisa menciptakan keseimbangan.

"Nah, sekarang, bantu aku membersihkan kolam ini," katanya. "Dengan kolam yang bersih, air pun akan bersih. Air bersih akan menghiudpkan tanaman dan ikan."

The Rain on The GrassWhere stories live. Discover now