17. Keberadaan Tak Kasat Mata

131 24 3
                                    

"Kau

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kau.. apa?" tanya Resnet sekali lagi, memastikan.

Saat itu tengah malam, di ruangan Sang Wer Swnw yang menjadi satu-satunya tempat terang di Per Ankh. Kendati lilin semakin mengecil, tapi suasana mencekam di sana tidak kunjung berkurang.

"Maafkan aku," kata Neferuti, kepalanya tertunduk. Dia duduk, matanya menatap lantai, tidak berani melihat wajah dua pemuda yang tengah berdiri di depannya.

"Sekarang, kau baru memikirkan konsekuensinya?" tanya Resnet lagi, alih-alih marah terdengar pasrah.

Neferuti memicingkan matanya, kilasan-kilasan sore tadi di festival Opet kembali berkelebatan di pikirannya.

Dalam sekejap, kerumunan menjadi sunyi senyap. Semua kepala tertunduk, setengah bersujud ketika tirai tandu dibuka. Neferuti bisa mendengar suara gemerincing perhiasan, serta wangi rempah dan tumbuhan ketika langkah Sang Pharaoh mendekat.

Kleopatra, begitu mereka menyebut nama Sang Pharaoh.

Neferuti bisa menangkap sekelebat bayangan gelang kaki Sang Pharaoh yang terlihat berkilau. Matanya sedikit terpejam, satu dua kali meratapi kebodohan lain yang dia lakukan sekarang.

"Keributan apa ini?" suara Sang Pharaoh terdengar, diantara deru kesakitan pria itu.

Si Pencambuk menjelaskan, dengan sedikit tergagap dan majas yang dilebih-lebihkan. Sementara itu, Neferuti bisa merasakan tangan Ini-Herit mencengkram pergelangan tangannya, menyerukan untuk diam dan tidak ikut campur.

"Jadi, keributan ini pada dasarnya diawali oleh kekejamanmu, pengawalku. Dan Swnwt muda ini menyulutnya menjadi api," Kleopatra menyimpulkan.

Neferuti sudah banyak mendengar cerita tentang Pharaoh mereka. Mulai bagaimana kecakapan wanita itu dalam berbagai bidang; ekonomi, politik, dan juga ahli strategi. Tak hanya itu, wanita itu bisa berbicara dalam banyak bahasa. Rumor yang beredar ialah kecantikannya tidak tertandingi di seluruh Kemet.

Sekarang, hanya mendengar suara dan aroma yang berseliweran saja sudah dapat meyakinkan Neferuti bahwa kabar burung itu benar adanya.

"Sekarang, katakan. Atas dasar alasan apa aku harus mengampuni pria yang sudah terkutuk ilmu hitam ini?" tanya Kleopatra. Lidah Neferuti menjadi kelu, dan dia gemetar hebat kala menjawab.

"Saya...menemukan pencerahan bahwa ini..bukanlah ilmu hitam.." katanya, tergagap. "Kita bisa menyembuhkannya.. ini adalah penyakit..."

Lama terdiam dan hening, hingga terdengar balasan Kleopatra. "Wabah yang sama sedang terjadi. Katakan, mengapa aku harus percaya dengan kata-katamu?"

Neferuti terdiam sejenak, sebelum dia menjelaskan lebih lanjut dengan ucapan yang masih terbata.

Dan seterusnya, Neferuti ingat bagaimana Sang Pharaoh memberinya tantangan; dia harus bisa memecahkan masalah wabah ini.

The Rain on The GrassWhere stories live. Discover now