10 | Kekecewaan Lain

252 23 0
                                    

Ethan akhirnya membuka pintu itu dan menampilkan sosok pria yang sejak kemarin menghantui pikiran Zidny. 

N-a-n-d-o.

Tapi untuk apa pria itu datang kesini?

"Nando?" ujar Ethan yang juga bingung dengan kehadiran Nando secara mendadak. Lalu Zidny dan Nando hanya diam saling bertukar pandang penuh arti.

Perlahan Zidny memundurkan langkahnya agar menjauh dari Nando dan Ethan, sejujurnya karena mimpi waktu itu membuat Zidny menjadi takut pada Nando. Aneh bukan?

"Enggak enggak, pasti mimpi gue waktu itu salah. Gue gak boleh takut sama Nando cuma karena hal bodoh kayak gitu," gumam Zidny.

Kemudian entah sejak kapan, ternyata Salvia sudah berada di belakang Zidny. Ia menarik lengan Zidny untuk berbicara dengan gadis itu. "Gue curiga sama Ethan," 

Zidny menautkan kedua alisnya. "Ethan? Gue yakin pasti bukan Ethan pelakunya, yang gue curigain itu Nando."

Mendengar nama Nando disebut, Salvia malah semakin bingung. "Gak mungkin cowok pecicilan kayak dia tega ngelakuin itu,"

"Tapi dia bakal lakuin apa aja buat Kiara kan?"

Oke. Kini tebakan Zidny menjadi mulai masuk akal. "Btw ya Sal, gue mau kasih tau lo sesuatu tentang Nando."

"Apa?"

"Gue liat senjata yang sama persis kayak senjata pembunuh Amadea di tas sekolah Nando. Menurut lo ngapain dia bawa push dagger ke sekolah?"

Salvia berusaha mencari jawaban yang tepat tetapi ia akui memang Nando semakin terlihat aneh. "Tapi tadi gue masuk ke ruangan-"

"Hai!" sapa Nando tiba - tiba menghampiri mereka berdua dan memotong ucapan Salvia yang ingin memberi tahu ruangan Ethan yang tadi ia temui.

Zidny menatap Nando tanpa ekspresi. "Gak usah sok akrab,"

"Buset emang lo berdua cewek terjutek seangkatan dah! Santai aja kali sama gue, ini juga diluar sekolah ngapain masih jutek aja sih?"

"Kalo lo gak punya hal penting buat diomongin, mendingan lo gak usah disini," ketus Salvia menambahkan.

"Nih gue punya minuman buat kalian berdua, niat gue nyamperin juga baik kok kagak bakal macem - macem. Kan hati gue cuma buat satu wanita spesial, Kiara!" ucapnya. Nando menyodorkan dua gelas berisi es jeruk yang sudah disiapkan.

Salvia menatap wajah Nando dengan tajam, tepatnya ia seperti sedang meneliti sesuatu. "Coba lo minum minuman gue,"

Ekspresi Nando yang sejak tadi murah senyum mendadak menghilang. "Maksudnya?"

"Gak ada yang tau kan kalo lo ada niat bunuh gue juga setelah Amadea? Mungkin aja lo racunin minuman yang lo mau kasih ke gue," balas Salvia dengan sinis. Sedangkan Zidny hanya menyimak setiap kata yang dilontarkan Salvia, gadis itu hebat.

Nando terlihat seperti berusaha menahan tawanya. "Tunggu tunggu, ini maksudnya kalian nuduh gue yang bunuh Amadea? Masa gue kurang kerjaan banget bunuh anak orang? Kematian Amadea juga gak ada untungnya buat gue," 

"Tapi ada untungnya buat pacar kesayangan lo kan?" sindir Zidny.

"Gak menutup kemungkinan kalo lo sampe rela bunuh orang demi Kiara. Bener kan?" tanya Salvia.

Nando perlahan menelan salivanya yang terasa berat. "G-gila lo berdua!"

Tiba - tiba Ethan juga datang mendekat. "Ngobrolin apa sih lo berempat? Kenapa mukanya pada serius banget?" celetuknya.

FORGERY [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang