14 | Perumitan

214 22 0
                                    

Saat Zidny mulai menyadari sepertinya ada yang baru saja menyelinap ke dalam kamar Amadea, ia buru - buru menyalakan laptop milik Amadea untuk mengecek. Mungkin saja ada petunjuk yang ditinggalkan si pelaku misterius itu.

Dengan cermat ia meneliti setiap rinci di dalam laptop Amadea. Zidny mulai membuka bagian galeri, mungkin ada sebuah petunjuk penting. Ternyata isi galeri foto itu hanya ada ratusan foto Amadea bersama Ethan yang sedang berjalan - jalan atau makan bersama, sebesar itulah cinta Amadea. 

Zidny mengerutkan dahinya ketika melihat sebuah foto yang sedikit janggal. Ada foto Ethan, Manuel, dan Amadea yang terlihat sangat gembira. "Aneh. Sejak kapan mereka sedeket ini? Manuel aja jarang ngobrol sama Amadea,"

Tetapi gadis itu mengalihkan fokusnya, ia menutup galeri foto laptop Amadea dan iseng membuka aplikasi Whatsapp. Ia berharap ada hal sekecil apapun yang dapat membantu Zidny menemukan tersangkanya selama ini. 

Dring!

Spontan Zidny tersontak ketika melihat notifikasi pesan masuk dari Ethan. Pasti ia terkejut melihat status Amadea yang sedang online.

Ethan <3

Halo? Amadea?

Itulah isi pesan dari Ethan. Zidny memilih untuk menghiraukannya dan tidak membalas pesan Ethan agar tidak banyak pertanyaan dari pria itu.

"Loh? Kenapa ada chat Amadea sama Manuel?"

Tentu saja ada yang aneh. Seingat Zidny memang mereka tidak terlalu akrab, Manuel hanya sering mengganggu Zidny ketika ia sedang bersama Amadea. Itu saja.

Karena rasa penasarannya, Zidny dengan cepat membuka pesan Manuel untuk mengetahui apa yang sebenarnya mereka bicarakan.

Sial sekali. Isi kolom chat-nya ternyata kosong tetapi jika mereka tidak pernah saling bertukar pesan pasti nama Manuel tidak akan muncul di tampilan daftar 'CHATS'  kan?

"Berarti ada yang hapus. Pasti orang itu yang baru aja dateng sebelom gue ke kamar ini! Tapi siapa? Manuel? Buat apa dia rela - relain kesini cuma buat hapus ginian?"

"Atau ada orang lain lagi..?"

"Kenapa sih ada banyak banget hal dan orang - orang yang bikin gue bingung? Gue kan bukan detektif yang jago mecahin teka - teki kayak gini!" ucapnya dengan kesal.

Zidny bangkit berdiri dan berlari kecil menuruni anak - anak tangga di rumah Amadea. "Om Hilman," panggilnya.

Hilman yang sedang asik membaca koran langsung menoleh. "Ada apa? Udah selesai main ke kamar Amadea?"

"Om yakin gak ada yang pernah dateng kesini? Atau sebelom aku dateng ini, ada kejadian atau suara - suara aneh dari kamar Amadea gak?" tanya Zidny seperti sedang menginterogasi.

"Gak ada Zid. Emangnya kenapa sih? Kok kamu kayak orang kebingungan gitu,"

"Mungkin Zidny kecapekan aja hari ini jadi mikir kemana - mana. Maafin aku jadi ganggu Om Hilman ya,"

Hilman membalas dengan senyuman hangat khasnya. "Kamu pulang aja ini juga udah malem. Om ngerti pasti kamu masih shock dengan kejadian Nando tadi, kamu perlu banyak istirahat"

"Iya kayaknya Zidny perlu istirahat. Makasih banyak ya Om Hilman, aku mau pamit pulang dulu"

"Ayo biar sekalian om anter kamu-"

"Gak perlu gakpapa kok biarin Zidny keluar sendiri aja. Om Hilman lanjutin aja baca korannya," potong Zidny kikuk.

Hilman pun mengangguk menyetujui kemauan Zidny. Ia sejak dulu memang menganggap Zidny seperti putri keduanya setelah Amadea. 

FORGERY [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang