36. Yang Tidak Terduga

2.2K 637 105
                                    

"That's was insane." Chenle menopang tubuhnya supaya tetap jaga jarak dari tubuh Nikki. Perempuan itu udah terbaring di couch sekarang. Tangannya masih melingkari leher Chenle, berniat mendominasi ciuman dan ... kejadian lain yang mungkin saja terjadi tapi Chenle kelihatan menolak. 

"What's wrong?"

"My mistake." raut Chenle nunjukkin kalau sekarang ini dia nggak baik baik saja. Nikki khawatir. Dia duduk dan perlahan melepaskan lengannya dari leher Chenle.

"You okay?"

"Nikki, this is wrong."

"What?"

"We're not supossed to kiss."

"But you kiss me first?! You drunk? Ok, calm down, im okay with that, i still like you and it's okay for me to do that with you. We're grown up and I think it's okay to be more than just kissing." Nikki menarik selimut untuk menutupi bagian dadanya. Dia nggak sepenuhnya telanjang dada, masih ada nipple pad di dadanya karena dia pakai pakaian yang nggak memungkinkan untuknya menggunakan bra malam ini.

"Nik, you are too pretty. Dan gua cuman laki-laki biasa yang bisa goyah. Tapi, gua memilih untuk sadar kalau ada hati yang harus gua jaga."

"Wait? You mean you have girlfriend?"

"Bukan. Belum pacaran. Tapi kita udah berjodoh. Meskipun dia belum suka gua dan gua belum suka dia, kelakuan gua malam ini bikin gua merasa bersalah."

Nikki tersenyum simpul. "You make me feel like a whore."

"Gua nggak bermaksud ambil keuntungan atau apapun itu."

"BUT SEE, now i'm horny as fuck and have taken off my clothes but you just said that STUPID SENTENCE right now. It's embarrassing for me!"

"I know it's my fault. Let's forget everything that happened tonight. I'm wrong, you're not as bad as you say. Nikki, you grew up well and became very beautiful. I still admire you, you are such an angel. But I can't do this any further. I'm afraid of hurting someone."

Nikki nggak mau merespon lagi. Dia berjalan ke arah kamar mandi yang ada di kamarnya untuk membersihkan tubuhnya dari sentuhan cinta-pertama-brengseknya itu. 

Semua laki-laki sama saja! Bedanya cuman ada beberapa yang nggak berani berterus terang!!! 






💎










Sementara itu, di tempat yang sama, Gafian dan Shasha kembali ke ruangan president room mereka. Semua udah selesai makan, mereka akan segera pulang.

"Ma, aku langsung pulang." Kata Shasha pas mereka sampai parkiran.

"Nginep di rumah Mama aja, besok pagi gereja bareng sekalian."

"Don't worry, aku di rumah aja. Masih ada beberapa laporan yang harus dikerjain.'

"Bukannya udah liburan?"

"Udah biarin, punya anak jangan kebanyakan diatur. Nnati apa-apa malah nggak mau terbuka sama kita. Mereka pasti tau mana yang terbaik untuk diri mereka." Lagi-lagi, sebagai bentuk mengakrabkan diri, Wooseok berusaha ramah dan memberi kesan Ayah yang menyenangkan untuk anak itu. Tapi emang Wooseok tipe orang tua yang seperti itu sih, Gafian selama ini tumbuh dengan sangat bebas. Efeknya, dia bisa akrab dan menceritakan banyak hal ke Papinya itu tanpa takut disalahkan atau di marahi. 

Shasha senyum kecil menanggapi kebaikan Wooseok, dia lalu masuk mobilnya. Sebelum menginjak pedal gas, Shasha membuka kaca dan memencet klakson dua kali untuk memberi sapa.

Royaltionship [✓]Where stories live. Discover now