38. A lot of things happened

2.1K 661 201
                                    

Tahun demi tahun berlalu dengan cukup berat untuk ukuran gadis yang masih dalam tahap 'menuju dewasa'. Tapi, nggak masalah. Semakin berat jalan yang di tempuh, semakin besr pula berkah yang akan di dapat. Benar begitu, kan?

Setelah empat tahun terakhir berjuang di FK, akhirnya Shasha mendapat gelar S.Ked di belakang namanya. Keren sih, sayangnya Shasha nggak mau menambah gelar dr. di depan namanya. Shasha kuliah kedokteran karena dia suka dan sangat berminat untuk menambah pengetahuan di bidang itu tanpa ingin menjadi dokter.

Jiwa Shasha lebih ke bisnis, dia nggak mau melakukan hal-hal yang hatinya nggak benar-benar sreg untuk itu. Makanya, suatu hari pas dia masih ada di semester tujuh, dia pernah ngumpulin Mama, Om Woosㅡehm, Papa dan tentu saja Eugineㅡadiknya yang saat itu baru berusia sekitar dua tahun untuk membahas keputusan besar tentang hidupnya.

Tentang dia yang nggak mau jadi Dokter.

Sebelumnya Shasha pikir masalah ini cukup serius dan harus di bahas dengan kedua orang tuanya. Tapi ternyata respon Soojin datar datar saja.

"Ma, aku nggak mau jadi Dokter."

"Yaaa... gapapa???" Soojin memang sempet berhenti sebentar dari aktivitasnya menyuapi Eugine. Tapi responnya biasa saja. Seolah itu bukan hal yang sangat serius atau mendesak.

Shasha tau Mamanya dari dulu nggak seperti Mamanya Yireon. Tapi, entah kenapa hatinya merasa asing dengan jawaban itu. Apa sejak ada Eugine? Atau dianya aja yang makin dewasa makin baperan?

Shasha langsung meneguk smoothie semangka yang tadi dia pesan. Wooseok bisa membaca raut kecewa itu. Maka dari itu Wooseok mencoba untuk terlihat peduli.

"Loh kenapa? Sayang loh,"

"Aku pengen kembangin bisnis sendiri, Pi."

"Kenapa dulu kuliahnya nggak bisnis aja?"

"Sebenernya aku pengennya ambil kimia karena aku mau bikin brand kecantikan. Tapi pas itu aku juga mikir jadi dokter itu keren."

"Oh, kecantikan ya. Di kedokteran bukannya ada belajar bikin bedak, atau sesuatu yang berhubungan dengan kulit kan? Masih masuk juga tuh buat kamu bikin brand sendiri. Papi ada kenalan, katanya buat mulai usaha itu butuh uang sekitar 600 juta untuk mengedarkan sepuluh ribu pcs make up atau skincare dengan berbagai varian. Serum wajah yang harganya ratusan ribu aja kalau kamu mau bahannya biasa dan packnya nggak premium per botolnya bisa cuman makan sekitar dua puluh lima ribu modal bersih. Tinggal tambah biaya distribusi aja nanti."

"Iya aku juga punya kenalan dari dokter kecantikan terkenal. Ibunya temen aku di kedokteran."

"Sayang, kunyah dulu ayok, nyam nyam. Nanti Mami marah loh?" Shasha senyum tipis pas tau kalau Mamanya ternyata nggak begitu fokus dengan pembahasan yang pengen dia diskusikan.

Wooseok bingung sendiri kalau gini. Anak kandungnya si Eugine makannya nggak di kunyah-kunyah, tapi anak satunya lagi sedang galau. Duh, serasa punya pacar dan selingkuhan. Bingung harus lebih perhatian ke yang mana. Pacar jelas aja penting, tapi tanpa selingkuhan hidup akan hambar.

Untung ada jalan tengah.

"Papa transfer 1M ya. Kamu mulai usaha kamu. Makin cepat makin baik. Jangan nunda nunda kalau untuk bisnis." Setelah itu wooseok berdiri dan menuju ke baby sit Eugine. "Sayang, mam apa Papi nggak bolehin main iPad lagi?"

"Mam."

"Yaudah cepet. Jangan nyusahin Mami."

Shasha senyum. Rasanya dia kayak jadi penonton bayaram. Akhirnya satu-satunya kalimat yang dia keluarkan adalah, "Makasih, Pi."

Royaltionship [✓]Where stories live. Discover now