43. Malam kelam

1.9K 647 168
                                    


Nggak mungkin setiap hari isinya cuman kebahagiaan dan kesenangan aja. Nggak mungkin!

Hati-hati aja pokoknya kalau udah dapat banyak bahagia, karena skenario pasti selanjutnya adalah ; sedihㅡatau mungkin malah duka mendalam.

Kalau manusia masih hidup, rodanya selalu berputar kan? Roda takdirnya akan terus berputar kan seiring nafas yang mereka hirup dan mereka hembuskan?

Semuanya terlalu berjalan baik untuk Shasha akhir-akhir ini. Semuanya terlalu berjalan lancar.

Mulai dari bisnisnya, hubungan dengan  Chenle dan hubungannya dengan Gafian, semua terlalu baik-baik saja. Shasha pikir hidupnya akan selesai dengan bahagia setelah ini karena nggak ada lagi masalah dalam hidupnya.

Menurutnya masalah paling buruk yang akan dia hadapi di masa depan nanti adalah, bisnisnya bangkrut dan/atau, orang tuanya meninggal dunia karena itu adalah hal wajar yang pasti terjadi di setiap makhluk hidup.

Tapi ternyata Shasha salah.

Setelah malam itu Gafian mengenalkan Celine,  Chenle juga berbicara empat mata kepada Wooseok kalau dia mau segera menikahi Shasha.

Udah nggak ada halangan lagi sekarang, makanya Chenle pengen mempercepat. Shasha juga udah siap.



Segala perisiapannya disiapkan dengan matang. Bahkan pesta lamaran di rumah Shasha pun dibuat lumayan mewah mewahan.

Keluarga Zhong senang banget akhirnya hari besar dalam kehidupan putra tunggalnya akan segera datang.

Ya iyalah, memangnya orang tua mana sih yang nggak senang kalau anaknya akan segera menikah? Apalagi menikahnya dengan anak dari keluarga baik-baik dan terbilang cukup baik finansialnya.

Dari pihak Shasha sendiri juga begitu, Soojin menyiapkan banyak hal. Memesankan gaun yang cantik langsung dari designer terkenal yang ada di Paris. Merenovasi rumahnya, mengganti beberapa perabotan yang bahkan sebenarnya masih sangat layak.

Ratusan juta udah dikeluarkan untuk acara satu hari itu tapi....

Semuanya berantakan.

Semuanya berantakan pas Chenle mulai menghadap ke Soojin dan wooseok untuk meminta ijin menikahi anaknya karena Papa kandung Shasha tiba-tiba datang dengan sangat tidak sopan.

Shasha kaget. Mereka udah cukup lama nggak berhubungan. Bahkan Shasha udah ngeblokir semua nomor Papanya. Shasha udah menghindar sejauh mungkin supaya bebas dari gangguan itu tapi, malam ini orang tidak diinginkan itu datang dengan keadaan sangat menjijikkanㅡMabuk seperti biasa, berpakain lusuh dan jalan melewati para tamu tanpa menundukkan sedikit badan. Pokoknya benar-benar nggak sopan dan bikin malu tuan rumah.

Gafian udah mulai berdiri. Dia mau beresin orang itu walau dia sendiri tau sebenernya orang itu berhak ada disini malam ini, tapi please, nggak dengan keadaan seperti itu.

Gafian baru saja mau melangkah tapi tangannya di tahan sama Ibunya Soojin alias Ah Manya Shasha. Perempuan berusia lebih dari delapan puluh tahun itu masih sangat bugar, pembawaannya  tegas dan sopan, beliau adalah orang yang selalu disegani dimanapun beliau berada tanpa tau sekaya apa beliau sebenarnya.

Gafian nggak berani bertindak lebih jauh. Dia duduk lagi, menyaksikan apa yang akan dilakukan laki-laki itu di depan sana.

"Kamu siapa duduk disana?" Ucap laki-laki itu tepat di hadapan Wooseok. Wooseok jelas bingung harus berbuat apa karena bagaimanapun laki-laki itu yang kebih berhak duduk di tempatnya.

"Kamu ngapain datang lagi?" Soojin berdiri. Nafasnya naik turun. Kayaknya kalau nggak ada banyak tamu terhormat Soojin akan nampar laki-laki itu.

"Saya Papanya kan? Atau.... bukan?" Laki-laki itu menyeringai puas.

Royaltionship [✓]Where stories live. Discover now