Part : 22

263K 38.4K 11.4K
                                    

Tidakkah cukup..
Yang engkau lihat..
Perteroran ini sungguh berat..

- Happy Reading -






Pak Arkan memegang kancing paling atas pada baju tidur yang Shella kenakan, "nggak papa kalo saya minta sekarang?"

Shella memegang tangan Pak Arkan yang berada di kancing bajunya, "anu-- kalo-- kalo Shella nolak dosa yah?" Tanyanya gugup.

Pak Arkan mengambil ponselnya, "kata Wikipedia sih dosa" ujarnya sambil menunjukkan ponselnya.

Shella melirik ke arah ponsel Pak Arkan yang ternyata benar menampilkan searching-an tentang cara menjadi Istri yang baik.

"Ah-- anu Bapak niat banget, udah browsing duluan, hehe" Shella menggaruk-garuk tengkuknya yang tak gatal.

"Iya, saya udah seniat ini, kamu nggak kasian?" Tanya Pak Arkan dengan wajah dibuat sememelas mungkin.

Shella mengusap-usap pipi kanan Pak Arkan, "sebenernya sih Shella nggak kasian, karena kan Shella lagi kesel sama Bapak"

"Kata Wikipedia, cara menjadi istri yang baik juga nggak boleh sering-sering kesel sama suami"

"Mmm cara menjadi suami yang baik juga nggak boleh loh sering-sering bikin istri kesel" balas Shella tak mau kalah.

"Kan saya udah minta maaf"

"Kan belum Shella maafin"

"Berarti kamu yang nanggung dosanya"

"Jangan gitu dong, dosanya bagi-bagi yah, dosa Shella juga kan udah banyak" ujar Shella memohon.

"Kita kan pasangan suami istri yang kompak, jadi dosa aja harus kita bagi-bagi, setuju?" Tanya Shella.

"Selain dosa, pahala juga harus kita bagi-bagi. Jadi sekarang saya mau ngajak kamu buat bikin pahala bareng, yuk" ajak Pak Arkan dengan senyum yang sedari tadi tidak luntur dari bibirnya.

Tanpa menunggu jawaban dari Shella, Pak Arkan langsung menempelkan bibirnya dengan bibir Shella.

Bibir keduanya yang semula hanya menempel kini sudah mulai saling melumat.
Bukan saling melumat, karena hanya Pak Arkan yang melumat bibir Shella. Sedangkan Shella sendiri hanya pasrah sambil meremas rambut Pak Arkan.

Pak Arkan melepaskan pagutannya, ia menatap Shella yang sedang mengatur nafasnya.

"Kamu nggak bisa bales?" Tanyanya dibalas gelengan polos oleh Shella.

"Belajar ya, biar pinter" ujarnya lalu kembali menempelkan bibirnya dengan bibir Shella.

Tangan Pak Arkan yang dibawah tidak akan diam saja, ia mulai melepaskan satu demi satu kancing baju tidur Shella sampai di kancing ke tiga.

Satu menit ...

Dua menit ...

Tiga menit ...

Shella mendorong dada bidang Pak Arkan karena mendengar ponselnya berdering.

Litaii is calling...

Yes! Mr. Husband | TERBIT✓Where stories live. Discover now