Part : 46

240K 37.8K 23.1K
                                    

Eyyoooowwww, I'm back!!
Cieeee nungguin yaaaaaaaaaaaa

- Happy Reading -

Dua Minggu setelah kejadian Shella bertemu dengan Bundanya di Mall waktu itu, akhir-akhir ini Shella jadi lebih dekat dengan Mama Rina Happy kiyowok.

Tidak hanya sekali dua kali Bunda Maya mengirimkan pesan atau berkali-kali menelfon Shella untuk minta maaf, tapi tidak ada satupun yang Shella ladeni.

Prinsip Shella sekarang, kalo Bunda punya Mba Della maka ia punya Mama Rina.

Usia kandungannya sudah memasuki bulan ke-4, tetapi entah ngidam atau hanya alasan, Ibu hamil yang satu ini keinginannya tetap aneh-aneh setiap harinya.

"Ih! Nggak usah dibales!!" Shella merebut ponsel Pak Arkan ketika suaminya itu sedang mengetikkan balasan untuk Bundanya.

"Apa sih, Shell?"

"Nggak usah balesin Bunda!"

"Ya kamu kalo belum mau balesin Bunda ya nggak papa, lagian itu kan Bunda chat nya ke aku bukan ke kamu"

Shella memalingkan wajahnya lalu membaca pesan yang Bundanya kirim untuk suaminya, "Arkan, bilangin ke Shella yah, buat kejadian di Mall waktu itu Bunda minta maaf. Bunda bener-bener kelepasan sampe nampar Shella, bilangin ke Shella juga buat jangan mikir yang enggak-enggak. Bunda tetep sayang sama Shella, jadi Shella jangan mikir kalo Bunda pilih kasih sama dia" ia membacanya keras-keras.

"Jangan mikir kalo Bunda pilih kasih tapi nyatanya emang pilih kasih, gimana Shella nggak mikir, orang Shella Manusia normal kok" gerutunya.

"Nggak boleh gitu, dosa" tegur Pak Arkan sambil mengusap-usap bahu Shella.

"Harusnya kalo emang Bunda niat minta maaf sama Shella tuh dia kesini, nemenin Shella, luangin waktunya buat Shella. Jangan cuma chat, nelfon, chat, nelfon gitu doang, basi tau nggak?"

Pak Arkan membawa Shella untuk duduk di ranjangnya, mengambil ponselnya dan meletakkannya di atas kasur.
"Kamu sakit hati karena Bunda nggak papa, tapi jangan sampe Bunda sakit hati karena kamu" ujarnya.

"Kamu lebih rela Shella yang sakit hati ketimbang Bunda?" Tanya Shella dengan kedua mata yang berkaca-kaca.

Pak Arkan menggeleng, "aku lebih nggak mau kamu jadi anak durhaka. Aku percaya Bunda punya alesan dibalik semua ini, aku nggak pernah maksa kamu buat bales pesan Bunda, maksa kamu buat ladenin telfon Bunda, enggak, terserah kamu aja. Asal, jangan sampe kamu nyakitin Bunda pake kata-kata kamu"

"Tapi dengan cara Shella nggak bales pesan dan nggak ladenin telfon Bunda juga pasti Bunda sakit hati kan?"

"Aku percaya kamu udah dewasa, pasti tau mana yang bener dan mana yang salah" balas Pak Arkan sambil mengusap kedua pipi Shella yang basah.

Shella menggenggam kedua tangan suaminya, "ajarin Shella" pintanya.

"Ajarin apa?"

"Ajarin Shella buat nggak jadi pendendam dan bisa maafin Bunda"

Pak Arkan tersenyum tipis, "kuncinya ada di hati kamu sendiri, nggak bisa atas dasar paksaan orang lain"

Yes! Mr. Husband | TERBIT✓Where stories live. Discover now