Chapter 4

470 63 25
                                    

7 agustus 2021)

Warning !!
Beberapa kalimat di chapter ini sedikit kasar, aku sengaja buat begitu biar kita ngerasain gimana perasaan Yusuke, ngerasain emosinya Yusuke.










Panggilan yang tidak terduga

☆☆☆

Setelah turun dari mobil, Yusuke berusaha untuk menampilkan senyum terbaiknya walaupun sejujurnya dia di liputi rasa gugup yang luar biasa, berada dengan Sam dalam radius sedekat itu membuat jantungnya berdegup kencang.



Buru-buru berjalan meninggalkan Sam, tapi mengingat bahwa acting ini harus terlihat sempurna Yusuke lantas berbalik dan melambaikan tangannya ke arah Sam lalu kembali berjalan memasuki lift dan begitu pintu lift tertutup seketika itu juga kakinya seakan berubah menjadi jeli.



"Sial, ada apa denganmu YU? Kau tidak harus seperti ini. Ingat apa yang sudah dia lakukan padamu" Dengan menyentuh dadanya Yusuke berusaha menjernihkan pikirannya.



Yusuke melangkah menuju pintu apertemennya begitu pintu lift kembali terbuka, melemparkan ponselnya di sofa dan berjalan ke arah dapur. Dia membutuhkan air, tengorokannya serasa kering sejak berada di dalam mobil Sam.



Setelah menghabiskan air, Yusuke menyandarkan tubuhnya di sudut meja dapur, pikiran melayang pada kejadian beberapa menit lalu, bagaimana wajah Sam sedekat itu dan dengan tidak bisa di cegah Yusuke merasa panas pada wajahnya.



Buru-buru menggeleng kepala, Yusuke lalu beranjak menuju kamarnya. Dia juga butuh mandi untuk menjernihkan pikiran-pikiran konyol di kepalanya.



15 menit berlalu, kakinya baru saja melangkah keluar dari kamar mandi ketika ponsel yang dia tinggalkan di sofa tadi berbunyi. Dengan masih berbalut jubah mandi Yusuke berjalan pelan ke arah sofa dan langsung memutar matanya dan mendengus begitu melihat nama yang tertera di ponselnya.


"Ada apa?"


"Em...YU, kau sudah di rumah?"


Yusuke mengerutkan keningnya "Rumah mana?" Lalu terdengar helaan nafas dari orang yang menghubunginya.



"Maksudku, kau sudah di apertemenmu?"


"Iya, kenapa memangnya?"



"..."



"Jika tidak ada yang ingin kau katakan aku akan menutup telepon'



"Tidak, jangan...aku hanya khawatir, maafkan aku"



"Ck, harusnya kau tidak membuat masalah Tian agar aku tidak perlu melakukan hal ini"



Tian yang menghubunginya langaung terdiam. "Aku tahu, tapi harusnya kau tidak menerima permintaan bos. Biar aku dan Ray yang mengatasinya"




"Tian, bagaimana kalian mengatasinya? Kalau kalian bisa maka Bos tidak akan memintaku dan Sam untuk melakukan ini. Dan juga, bukankah kita sudah membicarakan ini sebelumnya?"



"Aku tidak bisa menolak Qiao Jie, karena...kau tahu sendiri bagaimana perannya dalam keberhasilan karier ku, jadi ku anggap ini untuk membayar sedikit pertolongan darinya"



"Aku mengerti, tapi karena hal ini kau harus berurusan dengannya lagi. Kau harus terjebak dengannya lagi. Maafkan aku"



"Ck, sudahlah. Tidak perlu memikirkannya hal itu lagi. Ini baru permulaan jika hasilnya memuaskan aku rasa itu akan bagus untuk mu. Dan juga kau tidak perlu khawatir padaku, aku bisa mengatasi diriku sendiri. Aku tidak akan kembali terpengaruh padanya lagi"



Ex-Boyfriend [SAMYU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang