Chapter 22

577 83 62
                                    

(29 Oktober 2021)

(29 Oktober 2021)

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Kemarin laopo hari ini laogong

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Kemarin laopo hari ini laogong





Tolong jangan lupa buat vote, aku gk minta banyak. Vote itu bentuk penghargaan buat penulis karena setidaknya penulis akan ngerasa ceritanya di hargai. Sekalipun gk bagus tetap aja vote karena untuk buat cerita tu bener2 harus meres otak. Okelah aku juga masih penulis amatir tapi dengan adanya dukungan dari pada readers semua bakalan bisa buat aku dan penulis2 laennya bakalan seneng karena merasa di apresiasi ceritanya.
Maaf kalo banyak bacotan hanya aku agak sedih kalo liat yang baca bisa sampe ratus tapi yang ngevote cuma 20an aja. Sedih banget tau gk 😢😢
Sekali lagi tolong sayangi author yang baru melebarkan sayap ini 🙏🙏



































Sesuatu yang harus di lakukan sendiri.

☆☆☆

Yusuke berdiri tegap menatap sebuah bangunan rumah dengan nominasi warna putih di depannya. Rumah ini terlihat tidak jauh berbeda dari lima tahun lalu, jika dulu ada sebuah pohon besar di depan rumah maka sekarang sudah terganti dengan sebuah bangku kayu. Selebihnya tetap sama, bahkan cat rumahnya masih sama serta pagar hitam yang menjulang tinggi dengan ukiran nama keluarga di depannya. Sang "ibu" selalu konsisten dengan warna kesukaannya.

Yusuke menghembuskan nafasnya berusaha mengontrol detak jantung yang siapa saja bisa mendengar jika berada dekat dengan Yusuke.

Ini jam tiga sore, dan dengan menempu perjalanan selama tiga jam menggunakan mobil Yusuke akhirnya berdiri di sini. Manatap pada rumah yang memberinya banyak kenangan dulu.

Yusuke harus menyelesaikan masalah ini sekarang karena dia berharap sosok yang akan dia temui ini mungkin saja akan hadir di konsernya nanti.

Tadinya Yusuke yakin, dia bahkan jalan dengan penuh keyaninan tapi sekarang setelah tiba di tujuan justru rasa ragu hinggap di dalam dirinya.

Dengan tangan yang sedikit berkeringat Yusuke membunyikan bel rumah itu.

Satu kali

Dua kali

Ex-Boyfriend [SAMYU]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora