Bab 36 [End]

13.3K 1K 110
                                    


Pagi itu pasukan besar keluar dari gerbang istana. Aku naik ke atas tembok pagar, untuk alasan ini aku bersyukur bisa memanjat dan melompat ke tempat tinggi. Aku melihat Eren menatapku, dia tersenyum dan memberi hormat padaku. Saat itu aku merasa tidak ingin kehilangan dia dan berpisah cukup lama.

Kudeta kerajaan Hujan benar-benar terjadi. Di pimpin oleh Duchess Sacnite Alayathin, dengan dukungan raja Matahari Eren, juga bantuan duke Zeron yang akan menjadi suaminya. Betapa terkejutnya aku setelah mendengar bahwa Zeron dan Laya akan menikah. Itu adalah perintah Eren agar Zeron tidak melakukan kudeta dan mengulang masa lalu. Aku tidak takut jika Zeron melakukan pergerakan untuk naik tahta. Aku hanya takut Laya tidak bahagia bersama dengan orang yang tidak ia cintai.

"Mau bagaimana lagi, orang yang aku cintai tidak ada di dunia ini," kata-kata Laya itu melekat padaku.

Aku menggenggam tangannya. "Jika kau disakiti olehnya, katakan padaku."

Itu percakapan terakhir kami sebelum kudeta itu terjadi. Kukira Laya akan naik tahta dan menjadi Ratu setelah melengserkan Ayah yang sama sekali belum pernah kutemui. Tapi tidak, dia menyerahkan kerajaan Hujan pada Eren. Semua orang tentu terkejut dengan itu. Walaupun begitu seluruh kerajaan Hujan akan menjadi milik keluarga Sacnite. Lalu Laya kembali menyerahkan posisi kepala keluarga Sacnite pada Azriel. Dia pergi ke Aquies untuk menjadi Duchess dan istri Zeron. Segitu bencinya dia menjadi kepala keluarga, lagi-lagi dia kabur namun dengan cara yang berbeda.

Kerajaan Matahari dan kerajaan Hujan yang bersatu mengubah keduanya menjadi Kekaisaran Arinmia. Namanya memang sedikit aneh, karena itu gabungan nama Arin dan Miaa, dengan begitu walau kami berada di dunia lain, kenangan Arin dan Miaa tidak akan hilang.

Setelah semua masalah dari penyatuan kedua kerajaan itu selesai, yang tersisa adalah pernikahanku dan Eren. Hari itu tepat ulang tahunku yang ke 19. Aku mengenakan gaun pengantin berwarna putih, dengan tudung tipis dan mahkota sebagai penyangganya.

"Kau cantik sekali," ujar Laya.

"Benar, nona cantik sekali. Ah, harusnya aku panggil anda yang Mulia Ratu?" Lanjut Lilia.

"Bagaimanapun putri seperti peri cahaya," sanjung Niran.

"Saya akan belajar keras dan menjadi kstaria yang mulia nanti," sambung Norin.

"Hari ini peresmian rumah singgah akan dilakukan, ini akan jadi hari paling berkenang bagi kekaisaran," jelas Catherine.

Aku terkekeh, "Kalian terlalu memujiku. Aku hanya berharap kekaisaran berjaya di Seluruh benua."

Suara langkah terdengar, dari balik tembok nampak pria tampan dengan setelan jas berwarna putih. Entah kenapa dari sebelumnya, dia nampak lebih bersinar hari ini. Apa itu karena hari ini adalah hari pernikahan kami.

"Kau tampak cantik sekali Mili," pujinya setelah menatapku cukup lama.

"Tentu saja, aku seperti peri cahaya bukan," walaupun aku sudah biasa memuju diriku, namun kali ini terasa berbeda.

Eren terkekeh, dia mendekatiku dan memegang tanganku. "Kau akan jadi ratu tercantik sepanjang sejarah."

"Tentu saja, aku Ratu pertama kekaisaran Arinmia."

"Entah kenapa nama itu selalu aneh ditelingaku. Kenapa ada orang gila yang memberi nama sebuah kekaisaran seperti itu," oceh Laya.

"Bahkan sampai sekarang kau tidak bisa menjaga caramu bicara. Kau memang cocok dengan duke Zeron." Mereka sama-sama suka mengoceh seenaknya di depan penguasa sekaligus.

"Terima kasih, jadi kau berniat memberi bunga itu padaku nanti?" Laya menunjuk bunga yang aku pegang.

Tradisi pelemparan bunga, siapa yang mendapat, di anggap akan menikah dalam waktu dekat. Laya dan Zeron akan menikau resmi bulan depan. Aku hanya berharap tidak ada darah yang menetes nanti.

"Jika itu maumu, dengan senang hati."

Aku menggandeng tangan Eren. Kami saling tersenyum satu sama lain. Di ujung lorong ini ada sebuah altar yang sudah di penuhi orang-orang yang akan menjadi saksi pernikahan sekaligus penobatanku menjadi Ratu. Entah kenapa aku merasa gugup di saat seperti ini.

"Jangan takut, aku akan selalu bersamaku," ujar Eren. Kata-kata itu terdengar sangat lembut di telingaku.

"Aku akan mengulang waktu jika kau pergi terlalu cepat," candaku. Eren tertawa ringan.

"Aku tidak akan meninggalkanmu terlalu cepat, setidaknya sampai ada penerus nanti."

Aku sudah tahu, Eren melakukan perjanjian dengan iblis untuk membawkau kembali. Nyawa di ganti dengan nyawa. Waktu di ganti dengan waktu. Kebersamaan kami tidak akan bertahan lama. Tapi aku akan menikmatinya setiap detik dalam hidup ini.

Pintu terbuka, semua pasang mata tertuju pada kami. Langkahku dan Eren melambat bersama dengan suara musik yang merupakan doa untuk Raja dan Ratu Kekaisaran. Norin dan Niran berada di belakang kami, menaburkan bunga di setiap langkahnya. Aku sempat melirik Laya dan Zeron, mereka benar-benar nampak serasi, jika sifat asli keduanya tidak kuketahui. Aku akan membunuh Zeron jika Laya dibuat menangis.

Kami berdiri di depan pendeta, saling bertatapan dan tersenyum satu sama lain. Di depan orang-orang ini kami saling berpegangan tangan dan mulai mengikat janji.

"Aku Raja Kekaisaran ini akan menerima Milica sebagai Ratu satu-satunya kekaisaran ini dan hatiku. Satu-satunya bulan di kekaisaran ini, maukah kau menerimaku?"

Aku tersenyum, rasanya sangat membahagiakan sampai-sampai aku meneteskan air mata. "Saya bersedia."

Ada banyak kalimat yang ingin kuungkap. Namun saat ini kalimat singat itu mengartikan segalanya. Aku benar-benar senang berdiri di sini. Perasaan ringan yang berdebar ini. Aku sangat menikmatinya. Benar-benar menyenangkan dan membahagiakan. Sesaat aku melupakan segalanya, dan menjadi egois. Berharap hidup seperti ini akan berlangsung selamanya. Apa aku salah?

#

Ending seperti apa yang kau impikan? Dulu aku selalu ingin happy ending, mengingat janji bersama, dan mati bersama. Tapi aku sudah hidup 3 kali, ending seperti itu mustahil bukan.

"Hidup yang Mulia Kasira Arinmia, Ratu Milica ra Helios!" Sorak suara itu sudah tidak terasa asing bagiku.

Aku mematap sekumpulan orang yang berkerumun menyanjung namaku. Bangunan kota ini lebih padat sejak berubah menjadi kekaisaran. Banyak yang terjadi sebelum aku menjadi kaisar di sini.

"Sudah tidak terasa, 5 tahun berselang sejak kematian Raja tercinta kita, Eren ra Helios. Kita berkumpul di sini untuk mengenang beliau. Atas matahari yang bersinar, dan hujan yang turun, sampaikan rindu kami pada penguasa sekaligus pendiri kekaisaran Arimia."

Aku tidak bohong, Eren meninggalkanku 5 tahun lalu. Berat rasanya harus berdiri di sini sendirian. Banyak yang terjadi, terlalu banyak. Namun aku tidak sendirian. Kutatapan pangeran dan Putri kekaisaran ini, anak-anak kami berdua. Aku bahagia di bawa kembali ke sini. Eren, Laya, di manapun kalian berada aku bahagia saat ini.

Aku sekarang tidak lebih dari wanita tua berusia hampir 80 tahun. Benar-benar banyak yang terjadi pada wanita tua sepertiku. Aku masih menganggap diriku 20 tahun yang dikelilingi orang-orang yang kusayangi. Namun kini mereka semua pergi terlebih dulu. Dan meninggalkan aku berdiri di sini sendirian. Mereka benar-benar sangat kejam.

#

Lanjut gak? kalo lanjut kubuat S2 atau minimal epilog :v
Kalo gak yaudah, sampe sini aja. Fufufu...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Relive On Another World [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang