1 : Mengenal Draco

558 40 0
                                    

L I F E

•••••

HAPPY READING♡


Kehidupan Draco Malfoy berbanding terbalik menjadi 180° ketika dirinya menjadi seorang Death Eathers. Kehidupannya yang menyenangkan, penuh dengan kesombongan, keangkuhan dan bullyan kini menjadi kehidupan yang suram, gelap, dan mencekam. Ayahnya Lucius Malfoy harus mendekam di Azkban selama 10 tahun dan juga ibunya, Narcissa harus mendekam di Azkaban juga walau hanya 5 bulan namun cukup membuat wanita itu menjadi hilang kewarasannya dan kini harus menjalani terapi di St. Mungo selama beberapa bulan. Hal itu membuat Draco Malfoy menjadi pribadi yang sangat tertutup, pendiam dan juga menyedihkan.

Dia kini hidup di Manor nya hanya dengan Pernie, peri rumah yang sangat setia kepada Keluarga Malfoy setelah kehilangan Dobby. Draco sangat dekat dengan Pernie, dan Pernie selalu ada untuk Draco. Pernie juga selalu merasakan jika ada sesuatu terjadi pada Draco. Pernah waktu itu, Draco sedang diam di sekitar Manornya, lalu ada seseorang yang melemparkan sectumsempra ke arahnya, lalu dia juga mendapatkan luka disekitar tubuhnya yang sampai saat ini belum hilang dan masih sering merasakan sakit

Draco Malfoy hidup sendirian

Kira kira itu lah yang dapat dipelajari olehnya didunia ini untuk saat ini. Dia selalu menangis, berteriak, dan juga menyakiti dirinya sendiri dengan meminum ramuan atau hanya sekedar menggoreskan pisau ke seluruh tubuhnya. Bahkan diapun pernah koma selama 1 minggu di St. Mungo akibat luka tembakan didadanya yang dia tembah sendiri. Dan Pernie lah yang selalu ada untuknya, bagi Draco Pernie adalah segalanya. Begitupun bagi Pernie, Draco adalah segalanya

Pagi ini, Draco terbangun cukup siang dengan kepala yang sangat pusing karena terlalu banyak meminum firewisky favoritnya

Toktoktok

"Ya?" kata Draco sambil memijit kepalanya yang masih terasa sangat sakit

"Mister Draco, ada surat untukmu dari Hogwarts" kata Pernie dibalik pintu. Peri rumah itu tidak berani membuka pintu kamar Draco kecuali dalam keadaan darurat

"Masuklah"

Saat itu juga Pernie langsung membuka pintu kamar Draco

"Mohon maaf Mister, bukan hanya surat. Tapi ada juga Prof McGonagall ingin mengunjungimu"

Draco tersetak mendengar kalimat itu. Mengapa Prof McGonagall mengunjunginya? Dia pun memberikan ekspresi yang keras dengan tangan yang terkepal dengan kuat. Keringat dinginnya semakin banyak keluar.

"Apa Mister tidak ingin bertemu dengannya? Pernie akan bilang Mister" ucap Pernie menunduk

Draco terdiam sebentar memikirkan ini semua, seluruh kilatan memori dan kenangan buruk yang menimpanya tiba di kepalanya yang membuanya semakin sakit. Apa dia pantas kembali ke tempat itu? Tempat dimana dia menjadi seseorang yang sangat tak ingin dia inginkan, tempat dimana dia mendapatkan misi untuk membunuh kepala sekolahnya walaupun hal itu tidak dilakukan olehnya, tempat dimana dia tidak akan mendapatkan kenyamanan dan kebahagiaan lagi.

Sunyi

Hanya itu lah yang menggambarkan suasana kamar Draco pagi ini, Pernie masih setia untuk menunggu jawaban Misternya itu dan Draco masih sibuk dengan semua fikirannya

"Baiklah,aku akan menemuinya tapi aku akan membersihkan badanku dulu" ucap Draco yang akhirnya berbicara

"Baiklah Mister, apa Mister perlu disiapkan air panas?" tanya Pernie

"Ya Pernie, luka ku masih sangat sakit jika harus berhadapan dengan air dingin"

"Baiklah Mister, akan segera Pernie siapkan"

LIFEWo Geschichten leben. Entdecke jetzt