16 : Love Potion

143 14 0
                                    

LIFE

****

HAPPY READING♡

Draco baru saja menghentikan latihan yang cukup sangat melelahkan untuknya pagi ini. Setelah latihan, dia menghampiri Astoria yang sedang duduk menunggunya di tribun penonton bersama Pansy, Daphne dan beberapa anak Slytherin lainnya. Blaise dan Theo juga ikut menghampiri mereka bertiga.

"Bagaimana? Kita sudah siap kan melawan Hufflepuff?" Tanya Draco dengan gaya sombongnya.

"Ettts mate, jangan terlalu sombong. Kau lupa kapten Quidditch sekarang ini siapa?" Balas Blaise menyeringai puas meledek Draco.

"Ya ya aku bahkan tak akan lupa siapa yang memberi mu amanah ini Blaise" pekik Draco. Dia tersenyum menoleh ke arah Astoria. Dan tanpa disadari, Astoria segera mencium lembut bibir Draco. Hal itu membuat Blaise, Theo, Pansy dan Daphne menggeliat jijik melihatnya.

"Hei, Draco penuh keringat! Kau malah menciumnya" ucap Daphne, kakak Astoria.

Astoria terkekeh pelan, "Aku suka bagaimanapun keadaannya" katanya dengan senyuman puas.

Draco tersenyum senang melihat Astoria "Aku mencintaimu"

"Aku lebih mencintaimu, Drake"

"Ah sudahlah aku rasanya muak dengan percintaan kalian yang akhirnya terwujud" saat Theo berdiri, Draco menahannya.

"Mau kemana?"

"Asrama lalu mengganti pakaianku. Aku ingin melihat keadaan Hermione." ucap Theo menaik turunkan halisnya.

"Granger lagi Granger lagi. Kau sadar jika kau jadi lebih dekat dengan para Gryffindor itu?" Tanya Pansy tak suka.

"Sadar. Mengapa memangnya? Mereka baik, coba saja dekati" balas Theo cuek.

"Ogah. Mereka so pahlawan dan so baik kepadamu, hati hati saja" ketus Pansy.

"Coba saja dulu mengobrol dengan mereka. Mereka baik, apalagi Hermione.. Sudah cantik, baik, pintar, berani, galak tapi gemesin" kata Theo menyeringai puas sedangkan Astoria mendelik tak suka.

"Banyak di Slytherin yang seperti itu. Mengapa kau memilih dia? Lagipula dia itu kan mudblood" ketus Astoria.

"Hei, jangan berani beraninya kau bilang seperti itu. Status darah kan sudah dihapuskan" ucap Theo galak.

"Memang kenyataannya seperti itu. Mau status darah sudah dihapuskan atau belum, mudblood tetaplah mudblood" balas Astoria keras.

"Tori" cegah Draco menatap Astoria galak.

"Ah sudahlah. Aku tak peduli" ucap Theo pergi begitu saja meninggalkan sahabat sahabatnya

"Umm-- Theo aku ikut!" Teriak Blaise menyusul Theo.

Draco memandang punggung Blaise dan Theo yang semakin menjauh, jujur dia juga sangat ingin mengobrol dengan Hermione saat ini. Namun, nanti malam juga kan mereka akan bertemu bukan? Jadi untuk sementara ini dia akan menahan dulu untuk bertemu dengan wanita itu.

****

Blaise dan Theo berjalan beriringan. Mereka sudah mandi dan mengganti pakaian menjadi seragam khas Slytherin kesayangan mereka. Awalnya Theo tak ingin Blaise mengikutinya untuk menghampiri para Gryffindor, tapi entah mengapa Blaise bersikeras ingin ikut katanya hanya sekedar ingin mengobrol dengan trio golden---ya, walaupun tujuan sebenarnya beda-- jadi Theo hanya mengiyakan saja.

Gryffindor dan Slytherin siang ini berada dalam pelajaran yang sama, yaitu ramuan. Tepat dengan dugaan Theo. Hermione, Ginny, Harry dan Ron sudah berada di depan ruangan kelas ramuan namun mereka belum masuk mereka sedang mengobrol dan bergurau bersama.

LIFEWhere stories live. Discover now