21 : Rahasia Malfoy

158 17 7
                                    

LIFE

••••

HAPPY READING

•••

Draco berlari menuju Hospital Wing, hatinya sangat hancur dan merasa bersalah. Air mukanya membasahi wajah yang pucat, pikirannya hanya tertuju kepada Hermione. Hanya itu. Dia sangat ingin menebus segala kesalahannya kepada wanita itu, karnanya kini Hermione lagi lagi terluka dan terbaring di Hospital Wing.

Sesampainya disana, Draco langsung nyerobos masuk kedalam, namun tertahan oleh Theo.

"Lepaskan Nott! Aku ingin melihat Granger!" Teriak Draco marah saat tangannya tertahan oleh Theo.

"Melihat Granger? Berani beraninya kau! Kau masih bisa menampakkan wajahmu didepan Granger?!" teriak Theo penuh emosi hingga membuat semua berdiri dan menegang.

"Apa maksudmu?" tanya Draco ketus.

"Maksudku? Kau menanyakan maksudku? Jangan pikir kami disini tak tau semuanya! Kami tau semuanya!!" teriak Theo menggema.

"Kau kan? Kau kan dibalik semua ini? Kau yang telah mencelakai Hermione, kau yang telah membuat Hermione terluka dan kau yang telah membuat Hermione menjadi korban!" Teriak Theo

"Aku juga disini korban!" Teriak Draco tak mau kalah.

Bug!

Theo menonjok keras pipi Draco hingga lelaki itu tersungkur dan jatuh. Ginny, Harry, Ron dan Blaise berteriak ketika melihat Theo menonjok Draco. Harry menenangkan Ginny, sementara Blaise dan Ron berusaha melerai Theo dan Draco.

"Berani beraninya kau bilang dirimu menjadi korban?! Hermione telah melakukan semua hal terbaik untukmu! Dia yang telah mencari tau tentang semua yang bisa menyelamatkanmu hingga dia merelakan kehidupannya! Dan kau-- kau malah asik berpacaran dengan Astoria! Kau menikmati waktumu dengan santai dan bahagia! Apa itu yang dinamakan korban?!" teriak Theo yang kini memukul keras perut Draco.

"THEO DRACO!!" Teriak Pansy dan Daphne dari kejauhan.

Baru saja Theo akan melayangkan tangannya untuk menonjok Draco, Pansy menghalanginya.

"Theo cukup!" tegas Pansy menahan lengan Theo.

"Apa?! Kau tak tau masalah ini Pans! Jadi sebaiknya kau minggir karna aku sangat ingin menghajar lelaki sialan ini!" Sungut Theo.

"Theo cukup! Kita bisa selesaikan masalah ini bersama sama tanpa ada nya kekerasan" ucap Daphne mendorong bahu Theo.

"Theo, cukup" lirih Pansy dengan suaranya yang tenang, berbisik tepat di telinga Theo.

Theo melepaskan genggaman Blaise, Pansy dan Daphne yang menahannya.

"Jelaskan kepada kami." ucap Theo kepada Draco dengan suara yang lebih tenang.

"Aku akan jelaskan tapi aku mohon, aku ingin bertemu dengan Granger." ucap Draco memohon.

"Tidak bisa Malfoy, Madam Pomfrey tidak mengizinkan kami untuk masuk dan menemui Hermione, daritadi juga kami disini tidak diizinkan masuk." lirih Ginny dengan suara seraknya.

"Jelaskan kepada kami Malfoy." tekan Theo.

"Okay aku akan menjelaskan semua ini, tapi tidak disini."

"Lalu dimana?" tanya Theo.

"Bagaimana jika di ruang kebutuhan?" usul Harry.

****

Sekarang, Draco, Harry, Ginny, Ron, Theo, Blaise, Pansy dan Daphne sedang berada diruang kebutuhan. Mereka berkeliling dengan Draco yang siap bercerita karna tak ingin ada lagi salah paham diantara mereka. Wajah Draco masih lebam akibat tonjokan Theo, dia menggubris untuk diobati karna memang dia merasa pantas mendapatkan semua ini.

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Sep 29, 2023 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

LIFEOnde histórias criam vida. Descubra agora