Part 3

1.4K 192 7
                                    

Hari kedua Levi bersekolah di SMA barunya, Levi mulai berkenalan dengan teman-temannya walaupun hanya sedikit itu lebih baik daripada terlalu banyak teman, Levi adalah tipe orang yang tidak suka nimbrung dengan gerombolannya bahkan terkadang malas untuk merespon setiap perkataan temannya, mungkin karena itu semakin lama temannya pun menjauh darinya karena menganggapnya orang yang membosankan. Levi tidak peduli itu dirinya tetap dirinya ia tidak mau repot-repot untuk mengubah dirinya menjadi orang lain atau apalah, karena bagaimana pun sifatmu itu jika seseorang itu menyukainya ya akan suka.

" Levi! " Lamunan Levi terbuyarkan saat tubuhnya dipeluk erat dari belakang, ia menoleh dan mendapati seseorang berambut coklat yang di kuncir setengah.

" Eren, jangan memelukku tiba-tiba."

" Kenapa? Aku merindukanmu."

" Kita baru kenal kemarin, kenapa kau sangat lengket. " Tangan Levi mencoba melepaskan kedua tangan yang berada diperutnya.

" Itu bukan masalah besar yang penting sekarang aku bisa memelukmu." Bibir Eren bergerak-gerak di punggung Levi hingga membuatnya menahan rasa geli.

" Kemarin kau tidak mau aku antar pulang, sekarang kau harus pulang bersamaku." Lanjutnya. Ia menaruh dagunya di bahu Levi. Kelas masih sepi jadi Eren bebas berpelukan dengan Levi, ini manfaatnya berangkat sangat pagi.

" Aku pulang bersam-"

" Tidak boleh, pokoknya kau harus pulang denganku jangan dengan kekasihmu." Eren menggerakkan dagunya itu, membuat Levi bergerak tak nyaman karena rasa geli. Ia mendorong kepala Eren menjauh

" Baiklah terserah."

Eren semakin memeluk erat tubuhnya. Levi merasa sesak, ia meninju rahang Eren lumayan keras agar pelukannya terlepas. Eren mengaduh kesakitan, pukulan sang pujaan nya tidak main-main ia mengusap rahangnya dengan pelan. Levi hanya menatap Eren dengan datar

" Ayolah Levi jangan menatapku seperti itu, ini sakit sekali pukulan mu sangat mengerikan."

" Cih cepat menjauh sana. " Levi melipatkan kedua tangannya didada. Eren mendengus kesal lalu memeluk tubuh Levi sekali lagi, tubuh Levi sangat pas di pelukannya membuat Eren candu ingin memeluknya selamanya.

" Eren hentikan! Sebentar lagi teman-teman akan datang."

" YOO ERE–"

Sial. Baru saja Levi bilang, teman sekelasnya sudah datang dan kini dia mematung karena melihat Eren memeluk Levi yang notabenya adalah murid baru. Eren masih memeluk Levi terlihat tidak peduli.

" Eren minggir." Levi mendorong tubuh Eren dengan keras membuatnya jatuh dari kursi. Levi berdehem guna menghilangkan rasa canggung, ia mengambil sebuah buku lalu berpura-pura membacanya.

" Astaga Eren, apa yang kau lakukan pada Levi." Jean menghampiri Eren dan membantunya berdiri. Eren mendengus kesal

" Kau buta? " Eren berkata dengan ketus, ia melirik Levi yang membaca buku

" Yaelah di tanyain gitu doang marah."

" Siapa yang marah."

" Yaya terserah percuma ngeladenin orang yang ga guna seperti kamu." Jean berkata dengan nada mengejek. Eren mengacungkan jari tengahnya padanya dibalas dengan juluran lidah Jean.

" Kalian berdua diamlah!" Ucap Levi dingin. Eren langsung menurut

" Oh iya, Levi apa yang dia lakukan padamu? Beritahukan aku biar aku yang melindungi mu." Jean merangkul bahu Levi berbisik padanya

Eren melihat kejadian itu merasa kesal, ia menarik kerah baju Jean menjauhkannya dari Levi kemudian mendudukkan dirinya di sampingnya

" Jangan menyentuhnya lagi."

PERVERT BOY - ERERI Donde viven las historias. Descúbrelo ahora