Part 4

1.3K 178 19
                                    

Eren menatap dengan bosan kearah Levi yang sedang berbincang dengan temannya pembicaraan mereka terlihat serius mungkin tentang tugas kelompoknya, Eren berbeda kelompok dengannya tapi ia masa bodoh tentang tugasnya itu yang ia pedulikan hanyalah menunggu Levi untuk pulang bersamanya, sebenarnya bel pulang sudah berbunyi daritadi tapi ia dengan sabar menunggu Levi menyelesaikan diskusinya

Saat asyik menonton bibir seksi Levi yang bergerak-gerak tiba-tiba ia melihat sekelebat pemuda pirang beralis ulat bulu tukang ngutang berdiri di depan pintu kelasnya. Alis Eren mengernyit tidak suka, ia berjalan menghampiri nya

" Ada apa." Ucap Eren dengan datar

" Aku mau menje–"

" Oh mau bayar hutang? Mana berikan uangnya."

Erwin menggaruk tengkuknya, ia merogoh-rogoh sakunya mencari dompetnya. Eren menyandarkan tubuhnya di pintu menunggu Erwin memberi uangnya, sebenarnya ia tahu pasti Erwin ingin menjemput Levi tapi tentu saja ia tidak akan membiarkannya begitu saja

" Ini.." Erwin menyerahkan selembar uangnya kepada Eren, alis Eren mengernyit, " maaf, boleh nyicil kan?"

" Cih apa susahnya sih, yaudah sana jangan kemari utangmu belum lunas jadi kau tidak boleh menjemput Levi lagi. Dia akan pulang bersamaku" ketus Eren

" Apa maksudmu? Levi akan pulang bersamaku."

" Mulai detik ini tidak! Dia akan pulang dan berangkat bersamaku."

" Dia kan kekasihku!"

Blamm

Eren menutup pintu kelas dengan keras membuat Levi yang sedang berdiskusi melihat kearah Eren yang memasang wajah suram.

" Ada apa denganmu? "

" Tidak apa, habis mengusir si penganggu."

Kriing kriiing

Nada dering ponsel Levi berbunyi, Levi segera menggeledah isi tasnya untuk mencari ponselnya setelah ketemu ia segera mengangkatnya.

" Hallo, Erwin? Ada apa?"

Eren melototkan matanya mendengar nama yang keluar di bibir Levi, dia benar-benar menyebalkan masih tetap kekeuh untuk menjemput Levi rupanya

" Maaf Erwin aku nanti pulang bersama Eren."

" Pulang denganku saja Levi."

" Tapi aku sudah berjanji dengannya."

" Kau juga sudah berjanji denganku dulu."

Levi menundukkan kepalanya, melihat ekspresi yang dikeluarkannya Eren segera merebut ponsel miliknya. Levi mendongak menatapnya

" Ternyata kau pemaksa juga ya, cepat lunasi hutang mu! " Eren mematikan sambungan teleponnya dan memasukan ponsel Levi ke dalam tasnya. Ia menghela nafas gusar netra hijaunya menatap Levi yang masih setia menatap wajahnya

" Hm? Kenapa melihatku?"

" Terimakasih."

" Untuk?"

" Membebaskan ku darinya."

Alis Eren mengernyit bingung, membebaskan? Apa maksudnya itu? Apakah Levi merasa dibatasi saat bersama dengan pemuda itu, baguslah kalau begitu kini ia bisa merebut Levi darinya dan membuatnya nyaman bersama dengannya.

" Lain kali akan aku ceritakan." Ia menundukkan kepalanya lagi. Eren merasa sedih melihatnya ia ingin mengusap rambut hitamnya itu

" Ekhemm." Suara seseorang menghentikan niat Eren, ia dan Levi menoleh kepada teman sekelas yang sedari duduk tak jauh dari mereka berdua sedang memperhatikan mereka. Levi menepuk dahinya ia baru ingat masih ada temannya di sini

PERVERT BOY - ERERI Where stories live. Discover now