Part 19

778 103 65
                                    

Acara perkemahan telah selesai. Kini semua murid berbondong-bondong membawa barang bawaannya ke bagasi bus. Dan segera menaiki bus sekolah untuk mengantar mereka pulang ke rumah masing-masing.

Di dalam bus, suasana sangat meriah terutama di bus paling belakang yang ditempati oleh Eren dan juga Levi. Bus mereka sempat oleng karena penumpang yang sangat bar-bar. Semua itu karena musik rock yang disetel oleh Jean.

Sang sopir hanya bisa menatapi jalanan dengan datar, merasa menyesal telah menolak tawaran rekannya untuk berganti bus.

Levi menyangga pipinya dengan telapak tangan. Ia menghela nafas panjang melihat Eren yang berjoget layaknya orang gila, apa dia tidak merasa pusing? Bahkan Levi saja yang sedaritadi duduk mulai merasakan mabuk.

Semakin lama rasa mabuknya semakin kentara. Levi menutup mulutnya agar tidak muntah di tempat. Sensor Eren tiba-tiba mendeteksi keadaan darurat sang kekasih, ia segera menoleh ke belakang dan disuguhi wajah Levi yang sudah berwarna hijau.

" Levi daijoubu?!" teriak Eren tak tahu tempat. Hingga menyita perhatian teman-temannya. Musik rock pun dimatikan, sang sopir tersenyum lebar.

" Sepertinya aku mabuk." balas Levi lemah, ia menarik tangan Eren agar duduk di kursi. Kemudian, ia bersandar di bahu pria brunette itu.

" Aku punya antimie, kau mau?" Armin menawarkan satu bungkus kepadanya.

Tentu saja Levi menerimanya, " Terimakasih Armin."

" Sama-sama, segera diminum ya Levi."

" Mn."

Eren tersenyum lebar, matanya sedaritadi melihat sang pujaan yang berusaha meminum obat antimie dikala rasa mual yang melanda. Eren memijat tengkuknya pelan dan membaringkannya di pahanya. Levi mencoba memejamkan matanya, lama kelamaan ia merasakan kantuk efek obat antimie tadi.

" Untuk kedamaian calon istriku, dilarang menyetel musik lagi—Connie!" bentaknya saat melihat gelagat temannya .

Connie gelagapan, " A-apa salahku?"

" Kubilang jangan menyetel musik!"

Jean berdecak kesal lalu menarik Connie agar kembali ke tempat duduknya. Senyuman pak sopir semakin mengembang, ia mengambil mikrofonnya.

" Test..test...karena hari semakin malam, dimohonkan para penumpang untuk beristirahat dan tidur dengan nyenyak. Lampu, akan segera dimatikan. Terimakasih atas perhatiannya."

Klik

Pak sopir menurunkan kacamata hitamnya dan melajukan busnya dengan kecepatan sedang.

Eren terpukau memandangi wajah Levi yang semakin lama semakin terlihat istimewa. Di lubuk hatinya, ia tidak menyangka bisa mendapatkan makhluk seindah Levi. Hatinya sangat tersentuh, ia merasa haru.

" Kebaikan apa yang telah kulakukan pada ayah dan ibu sehingga aku bisa memiliki Levi." ucap Eren sambil menutupi mulutnya dengan satu tangannya.

Dengan perlahan, jemari Eren menggerayangi sisi wajah Levi lalu berhenti di kedua pipi gembulnya, ia pun iseng memainkannya.

" Kawaii!!"

" Sshhtt diam, jangan membangunkan hantu penunggu bus." tegur Sasha dengan penutup matanya.

Eren mengangguk pelan meskipun Sasha tidak akan melihatnya.

°°°

Empat bulan sudah berlalu. Kehidupan dua sejoli sesama gender terlihat semakin tentram. Namun ada yang berbeda dari sebelumnya, yaitu tingkah laku Levi yang mulai manja kepada Eren.

PERVERT BOY - ERERI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang