Part 5

1.2K 157 11
                                    

Semenjak kejadian kemarin Eren dan Levi menjadi lebih dekat satu sama lain, Mereka berdua sangat lengket dari pagi mereka datang ke sekolah sampai pulang pun tetap bersama. Kemana Levi pergi akan ada Eren di sisinya, di antara kebersamaan mereka berdua ada seseorang yang iri dan jengkel, yah dia adalah Erwin.

Erwin berusaha menjauhkan mereka berdua tetapi Eren seakan tahu apa yang dilakukannya pun segera menggagalkan rencananya. Levi juga sudah jarang bertemu dengan Erwin lagi tapi ada satu hal yang ia takuti, bagaimana jika Erwin mengadu ke pamannya?

Entahlah Levi tidak mau memikirkan itu, ia hanya ingin bebas memilih apa yang ia suka dan melakukan apa saja yang ia mau.

" Eren, cobalah ini." Levi menyodorkan sesuap nasi bento ke mulut Eren

" Mmm enyak sekwali."

" Telan dulu baru bicara." Eren mengangguk dan menelannya.

Levi juga menyuapkan sesuap sendok pada mulutnya sendiri, ia membuat sendiri tadi untuk bekal mereka berdua. Dan sekarang Eren dan Levi berada di atap sekolah menikmati waktu istirahat bersama.

" Nanti kau ada ekskul basket, kan?" Tanya Eren

" Ya, jadi aku pulang terlambat."

" Aku akan menunggu mu sampai selesai."

" Terserahmu saja." Levi kembali menyuapkan bento ke Eren dan langsung disambut olehnya.

" Levi~"

Eren memeluk tubuh Levi dari samping, kepalanya ia telusupkan di ceruk lehernya dan menjilat nya dengan cepat.

" Erenn!!" Wajah Levi memerah seketika, ia reflek menutupi lehernya.

" Apa?"

Bukannya merasa bersalah Ia malah menatap wajah Levi dengan polos. Levi berdecak kesal, ia mendorong tubuh Eren lalu meletakkan bento di bangku yang mereka duduki. Kakinya melangkah maju menuju ke pagar pembatas, netra hitamnya memandang pemandangan kota di depannya.

Eren terkekeh geli mengetahui Levi ngambek jadi ia memutuskan untuk mendekatinya. Lengan kokohnya ia lingkarkan di perut sang pujaan dan dagunya ia taruh di bahu Levi.

" Kau marah?"

Levi menggeleng

" Lalu kenapa kau diam saja."

Levi menolehkan kepalanya ke belakang, pipinya bertrubukan dengan hidung mancungnya Eren hingga membuatnya tertawa kecil.

" Aku hanya ingin menikmati pemandangan kota dari atap sini."

" Kau senang kan. Berterimakasih lah padaku kau jadi bisa menikmati ini." Eren tertawa

" Huh, enak saja. Ingat aku yang datang kesini sendiri untuk mencarimu." Levi merotasikan matanya, ia kembali menghadap ke depan.

Jari tangan Eren mengusap pelan telapak tangan Levi, " Dan bagaimana bisa kau yakin kalau aku di atap?"

" Itu karena..emm aku juga tidak tahu tiba-tiba insting ku menyuruhku ke atap."

Eren membalikkan badan Levi agar menghadapnya. Levi sedikit terkejut, matanya menangkap netra hijau yang sedang menatapnya dengan lekat.

" Apa itu artinya kita itu terhubung?"

" Apa maksudmu? Bicara yang jelas."

Eren menggeleng, " Kau tak mengerti Levi, terhubung maksudnya kita itu sudah di takdirkan untuk bersama."

Levi sweatdrop mendengarnya, ia meletakkan jari telunjuknya di dahi Eren dan mendorongnya hingga kepala Eren terhuyung ke belakang.

" Pikiranmu sangat konyol."

" Levi~ itu sudah jelas, aku yakin sebenarnya kita itu di takdirkan."

" Oh ya?" Levi mendorong tubuh Eren dengan pelan dan berjalan menjauh darinya. Eren pun mengejar Levi

" Iya! Lihat saja, kita akan menikah di masa depan nanti."

Diam-diam Levi tersenyum samar mendengarnya tapi sayangnya Eren tidak bisa melihat senyuman samar itu karena Levi membelakanginya.

" Cih, mimpi."

" Leviii."

^^^

" Sepertinya Eren sudah berhasil merebut pujaan hatinya dari pemuda pirang itu siapa namanya aku lupa?" Ucap Sasha sambil meniup baksonya.

" Erwin." Sahut Connie malas, ia menyeruput es teh nya.

" Nah iya Erwin! Saran kita memang berguna." Ucap Sasha dibalas anggukan oleh Connie.

" Memangnya apa saran kalian?" Jean yang sedari tadi menikmati es campurnya pun penasaran dengan pembicaraan mereka.

" Menyuruh Eren merebutnya."

" Oh me- WHATT?!"

Teriakan Jean membuat Sasha bakso Sasha menyangkut di tenggorokannya. Sasha menepuk-nepuk bahu Connie jarinya seraya menunjuk di lehernya.

" Ada apa- woi Sasha keselek bakso!"

Connie dengan panik segera menampar punggung Sasha sebelum dia kehabisan nafas. Sasha melototkan matanya dan-

Pluk

Entah bagaimana bakso itu keluar dari mulut Sasha dan terjatuh di mangkuk milik Erwin yang baru saja datang untuk duduk di dekat mereka.

Sasha memekik kaget begitupun Jean dan Connie mereka seketika berkeringat dingin melihat Erwin menatap mangkuknya dengan nyalang.

" Cepat minta maaf sialan." Bisik Jean.

" A-ano MAAFKAN AKU." Sasha membungkukkan badannya. Connie dengan gugup meminum es tehnya dengan tangan bergemetar.

Erwin menatap mereka bertiga dengan dingin. Menyingkirkan semangkuk yang tidak jadi ia makan kemudian melipat tangannya didada.

" Kau." Erwin menunjuk Sasha, yang ditunjuk pun melototkan matanya dan meneguk ludahnya kasar, " harus menjadi babu ku sehari penuh."

.



.




.



TBC

















Yuk jangan lupa untuk tinggalkan jejak kalian❤️








PERVERT BOY - ERERI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang