Bagian 4

32K 4.2K 1.8K
                                    

HAPPY READING







"Terimakasih atas kerja samanya, Alan. Saya sangat senang bisa mengunjungi Indonesia dan juga perusahaan Anda." ucap Agung, pembisnis besar asal Malaysia bersama rombongannya.

Alan tersenyum ramah, ia kini berjabat tangan bersama Agung. "Saya harap usaha kita bisa terus meningkat seiring waktu."

"Mari, Pak. Di depan sudah banyak wartawan yang menunggu untuk menanyakan kerjasama antara Bapak Agung dan Tuan Alan." ucap Vian dengan hormat.

Pak Agung dan Alan kini segera berjalan menuju ke depan kantor untuk mendatangi wartawan yang sudah menunggu. Jika di hindari terus, pastinya mereka tidak akan pergi hingga malam tiba.

Di setiap langkah kaki mereka, Alan terus berbincang-bincang dengan pak Agung seolah sudah lama akrab.

Walaupun Pak Agung sudah berumur empat puluhan, itu tak akan membuat Alan merasa tidak enak atau merasa dirinya paling muda, justru dengan berkenalan dengan orang yang lebih dewasa dan profesional, wawasan Alan akan semakin bertambah.

Sesampainya di depan kantor perusahaan Victory Next Enter, pintu langsung terbuka lebar dengan sendirinya.

Sontak para Wartawan langsung saling dorong-dorongan demi bisa berdiri di dekat Alan dan Pak Agung. Mereka terus menanyakan berbagai hal pada dua orang itu.

Tak sampai di situ, beberapa Reporter yang melaporkan berita terkini juga ikut berdiri di antara para Wartawan.

"Sejak kapan kalian memulai kerjasama?"

"Apa ada kendala dalam hal ini?"

"Anggaran berapa untuk bisnis awal kalian?"

Berbagai pertanyaan terus terdengar, dari tengah, ujung, kanan, kiri dan belakang.

"Siapa yang mencuri foto istri anda, Tuan Alan?"

Alan terdiam saat salah satu Wartawan menanyakan hal itu padanya. Sontak semua orang yang ada di sekeliling Alan kini menatap Wartawan tersebut.

Vian langsung menggeram.

"Bukankah baru kemarin kejadian nya, Pak? Kenapa media tidak memberitakan? Atau hanya aku saja yang tahu?" sontak Wartawan itu langsung di bawa paksa oleh dua Satpam agar segera keluar dari halaman perusahaan ini.

Pak Agung sekilas melirik ke arah Alan. Mungkin, karena tahu jika Alan yang kini terdiam dan sedang menyimpan masalah, pak Agung memilih menepuk pelan bahu anak itu, memberi semangat.

"Sudahlah, jangan di pikirkan." ucap pak Agung menenangkannya.






***









Siang ini, Alan sedang menunggu kehadiran anak dan istrinya.

Bukan baru kali ini ia dan keluarga kecilnya makan bersama di kantor. Kalau dihitung mungkin sudah puluhan kali karena Alan hanya nyaman makan bersama Nalla dan Arsyad.

Selesai sholat zuhur di Musala kantornya, Alan bergegas menuju ruang makan pribadi di lantai tiga.

Sementara Vian, pria itu kini sedang makan di kantin bersama beberapa Manajer. Jika tidak Alan yang menyuruhnya, mungkin Vian tak akan mau makan bersama orang-orang itu.

Kini berbagai makanan mewah sudah dihidangkan oleh beberapa koki. Setelah selesai, koki-koki itu pun pergi keluar ruangan.

Di ruangan ini, hanya ada Alan yang sedang duduk dikursi utamanya sambil meletakan ponsel di telinga kanan.

NALLAN 2 (SEGERA TERBIT) Where stories live. Discover now