Bagian 24

14.8K 2.8K 3.4K
                                    

❤️VOTE SEBELUM BACA❤️







song : Afgan-
Ku dengannya kau dengan dia


_____________





Beberapa pelayan di kafe kini menyerahkan makanan dan minuman yang di pesan oleh Darren. Setelah itu, mereka bergegas pergi. Dan Darren langsung mendekatkan semua makanan ke hadapan Nalla.

Nalla yang sejak tadi termenung, menatap kosong ke depan kini beralih menatap ke arah Darren.
"Aku gak laper." ujarnya pelan.

"Seenggaknya makan sedikit, atau minum. Wajah kamu masih terlihat syok berat, Nalla..."

Mendengar itu, Nalla menghela napas lalu kembali terdiam.

Ia benar-benar syok, sangat syok.

Perlahan, air mata Nalla menetes, jika Darren tak datang, mungkin keadaannya sudah sangat memburuk sekarang.

Dapat Darren lihat, tubuh Nalla sejak tadi gemetar seperti masih menahan ketakutan.

"Kamu tenang aja, sekarang kamu aman sama saya, lagian laki-laki itu..." Darren menjeda kalimatnya sejenak, lalu menghela napas, "kenapa dia bisa melakukan hal seperti itu terhadap kamu?" tanya Darren dengan serius.

Nalla tak menjawab, ia masih diam.

Perlahan, Darren menyentuh bahunya. "Nalla..."

"Akh!" Nalla menutup mulutnya, menahan kaget. Dengan cepat, Darren menurunkan tangannya.

Napas Nalla naik-turun, lalu mengerjab beberapa kali, setelah itu ia baru tersadar jika Darren yang menyentuhnya.

"M-maaf, saya..."

"Iya gak apa-apa. Kamu sepertinya masih syok. Ayo minum dulu." Darren kini menyerahkan segelas air putih pada Nalla.

Nalla menerima air itu dan meneguknya sedikit.

"Ayo di makan, saya sudah pesankan untuk kamu."

Karena Nalla masih saja diam sejak tadi. Darren kini berpindah duduk di samping Nalla. Ia memotong daging panggang, lalu ia sodorkan ke depan mulut Nalla, berniat akan menyuapkannya.

Nalla mengerjab beberapa kali, lalu menurunkan sendok itu ke bawah. "Saya tidak lapar." ucap Nalla yang kini menatap ke arah Darren dengan agak kesal.

"Maaf, maaf...saya lancang." Darren langsung kembali duduk di hadapan Nalla, ia benar-benar merasa bersalah.

"Ayo pulang, aku kepikiran anak aku." ucap Nalla tiba-tiba.

Darren mengangguk, lalu ia bergegas berdiri, "tunggu sebentar ya..." ucap Darren yang setelah itu pergi menuju kasir, membayar makanan yang sudah di pesannya.

Nalla berdiri, berniat akan keluar dari kafe ini. Namun, matanya terhenti tepat ke kaca jendela kafe.

"Mas Alan..." gumam Nalla yang kini menatap lurus pada kaca jendela di luar kafe.

NALLAN 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang