Bagian 36

12.7K 2.3K 1K
                                    

VOTE SEBELUM BACA YA ❤️

VOTE SEBELUM BACA YA ❤️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



°° H a p p y    R e a d i n g °°



(Jangan lupa putar musik)
Kalo Ada typo maafin ya:)
_____________







Pagi ini, sekitar pukul setengah lima, Nalla terbangun dari tidurnya.

Tangannya yang hendak membuka selimut kini malah tersentuh sesuatu. Saat ia melihat ke sampingnya, ia sedikit menahan kaget.

Alan, suaminya berada di dekat lengan kanannya sedang tertidur. Laki-laki itu masih setia memeluk erat tubuh Nalla. Sejenak, Nalla terdiam dan mengingat kejadian tadi malam. Nyatanya ia hanya mengingat sewaktu dirinya bertengkar, lalu turun ke lantai bawah dan menelpon sang Papa. Selebihnya, ia tak ingat jika Alan datang ke ruangan ini dan menyelimuti dirinya.

Perlahan, Nalla berusaha duduk lalu menyingkirkan tangan Alan yang berada dipinggangnya.

Setelah berhasil menyingkirkan tangan suaminya, Nalla duduk dan diam sebentar.

Ya, lagi-lagi ia teringat Arsyad.

Bagaimana tidur anaknya? Apakah nyenyak? Apakah luka itu masih terasa perih? Dan, bagaimana Arsyad tanpa dirinya? Bagaimana?

Alan terbangun saat mendengar suara isakan tangis dari seseorang. Perlahan matanya terbuka. Lalu dapat ia lihat Nalla sedang memeluk dirinya sendiri dengan selimut sambil menangis.

"Kamu kenapa, Nal?" tanya Alan khawatir.

Nalla terdiam sejenak. Lalu ia menghapus air matanya dengan kasar. Setelah itu, ia membuka selimut dan segera turun dari sofa.

Ia pun berjalan ke lantai atas meninggalkan Alan sendirian.










***











Sarapan pagi kali ini berjalan dengan kaku. Bagaimana tidak, Misha dan Ardi saling melirik satu sama lain, seolah bingung dengan sikap Alan dan Nalla yang tampak sedang memiliki masalah lain.

"Apa kalian sedang ada masalah?" tanya Misha hati-hati.

"Setiap hari masalah itu selalu ada Bunda dan tak akan pernah berkurang." jawab Nalla yang sedang mengoleskan selai ke rotinya.

"Nalla, makan sayur ini, ini bagus untuk kehamilan. Beberapa buah juga sudah Bunda potong dan bersihkan, kalo kamu mau tinggal ambil di kulkas ya." ucap Misha mengalihkan topik, berusaha menangkan Nalla.

"Makasih ya, Bunda." ucap Nalla yang kini mengambil sayur itu.

Sementara Alan, Laki-laki itu memilih diam dan tak berbicara.

NALLAN 2 (SEGERA TERBIT) Where stories live. Discover now