Bagian 39

13.1K 2.2K 1.4K
                                    


Halloo, absen pake angka yuk^_^

Kalian baca sambil apa? Rebahan? Kayang? Duduk santai? 💃

HAPPY READING YA SEMUA❤️

HAPPY READING YA SEMUA❤️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





_____________

Dengan cepat Hazen berlari menuju ke kamar Alan. Dan untungnya, kamar itu tidak di kunci.

Sesampainya di dalam kamar tersebut, ia berjalan menuju ke arah nakas. Lalu membongkar isi laci yang ada di bawah nakas tepat di samping ranjang milik Alan dan Nalla.

Ia mencari-mencari dan...ketemu.

Ya, ia menemukannya.

Iya pun segera mengantongi benda itu dan berlari keluar kamar menuju ke kamarnya.

Tepat di ujung lorong, seseorang berdiri di sana. Menatap Hazen yang baru saja keluar dari kamar Alan dan Nalla. Perempuan itu mengepalkan tangannya, menatap penuh kebencian dengan kelakuan Hazen yang sembarangan memasuki kamar orang lain. Lila, dia yang menyaksikan semuanya. Kini ia mulai mencurigai apa yang Hazen lakukan.

Di kamarnya, Hazen segera mengunci pintu. Lalu terduduk di tepi ranjang sambil termenung sejenak.

Setelah berpikir keras, ia segera merogoh saku celana dan kembali mengambil benda tadi.

Ya, sebuah kertas yang bertuliskan nomor ponsel Lia.

Hazen mengetahui nomor itu sewaktu dirinya tidak sengaja melewati kamar itu dan melihat Nalla sedang menyalin sebuah nomor ke kertas. Karena penasaran, kemarin Hazen sempat melihatnya dan diam-diam masuk ke kamar itu, ternyata itu nomor Lia, Mama Nalla.

Baru saja Hazen ingin menyalin nomor itu ke ponselnya, tiba-tiba suara ketukan pintu membuatnya tersentak kaget dan segera menyimpan selembar kertas itu ke bawah bantal.

"I-iya?" tanya Hazen agak grogi.

"Ini saya, Lila."

"Masuk aja, gak dikunci kok."

Kemudian Lila masuk ke dalam kamar, lalu menatap horor pada Hazen.

"Ada perlu apa?" tanya Hazen pelan.

"Kamu tadi masuk ke kamar Tuan dan Nyonya, kan?"

Deg!

Hazen terdiam.

"Apa kamu sedikitpun gak pernah merasa bersyukur? Tempat tinggal semewah ini? Uang? Bahkan kebahagiaan Nyonya Nalla dan Arsyad berhasil kamu renggut. Lalu, sekarang apa lagi? Masih kurang dengan apa yang udah kamu miliki sekarang? Hah?" tanya Lila dengan nada menahan emosi, ia tampak berusaha menahan amarahnya, namun mata Lila benar-benar tajam.

Hazen mengatup mulutnya, lalu melipat kedua tangannya di depan dada. Ia kini menatap Lila dengan serius, setelah itu tersenyum miring.

"Kamu nuduh aku mencuri?" tanya Hazen sambil menaikan sebelah alisnya, "Kamu boleh periksa kamar aku, ayo periksa! Kalian selalu mikir hal buruk tentang aku! Bahkan sedikit aja kalian gak pernah ngehargai aku dirumah ini." jelas Hazen dengan pandangan seriusnya menatap Lila, "AYO PERIKSA!" tekan Hazen lagi pada Lila.

NALLAN 2 Where stories live. Discover now