Bagian 37

12.7K 2.3K 1.7K
                                    

VOTE YA SEBELUM BACA <3

Aku nangis nulis part ini, semoga kalian ikut merasakannya ya:)

Dengerin lagu ya biar tambah nyesek.





SELAMAT MEMBACA SEMUA

(Nemu typo maafin ya)



_____________





Mobil yang Darren kendarai kini sudah sampai di Bandung. Mobil itu kini berjalan menuju ke sebuah jalan yang sudah Nalla beritahu lebih dulu pada Darren.

Laki-laki itu pun melambatkan mobilnya dan menatap Nalla sesekali. "Jadi, dulu kamu tinggal di Bandung ya sama Mama kamu?" tanya Darren basa-basi.

"Nggak." jawab Nalla asal. Ia juga sejak tadi tidak fokus dengan perkataan Darren dan memilih menatap ke luar jendela, ia benar-benar merindukan Arsyad.

"Jadi kamu tinggal di Jakarta?" tanya Darren lagi.

"Eh, iya. Nggak kok." Nalla sengaja menjawabnya dengan kata-kata membingungkan.

"Apa?" Darren mengerutkan dahi tak mengerti.

"Darren, lewat jalan itu ya. Nanti kita parkir mobilnya di tepi jalan aja, jangan halaman rumahnya. Takutnya Mama aku tahu kalo kita datang." ujar Nalla sambil terus menatap jalanan.

Darren memaksakan senyumnya saat pertanyaannya tak di jawab oleh Nalla, lalu ia segera mengikuti perintah perempuan itu.

Saat sampai di dekat deretan rumah-rumah berukuran cukup besar, Nalla menunjuk sebuah rumah putih yang halamannya tertanam banyak bunga yang indah.

"Itu, rumah Mama aku." tunjuk Nalla pada sebuah rumah.

Darren mengangguk. Ia segera menepikan mobilnya di pinggir jalan.

Setelah terparkir, Nalla buru-buru turun dari mobil, di susul oleh Darren yang ikut tergesa melihat Nalla.

Saat ini Nalla berhati-hati. Ia menatap sekeliling. Rumah ini terlihat sepi. Lalu Nalla berbalik, menatap Darren. "Kita harus hati-hati." ucapnya dengan volume suara mengecil.

Darren mengangguk mengerti.

Saat sampai di pintu depan. Perlahan, Nalla membuka pintu itu dan... "Alhamdulillah, nggak di kunci." ucapnya pada Darren.

"Kamu yakin, kita masuk duluan sebelum Papa kamu datang?" tanya Darren.

Nalla mengangguk dengan sungguh-sungguh. Ia benar-benar tak bisa menahan kerinduan pada anaknya.

Dengan cepat Nalla segera masuk ke dalam rumah, begitupun dengan Darren yang mengikutinya.

Rumah ini tampak begitu sepi.

Nalla menatap sekeliling. Darren mengikutinya dari belakang.

Pada saat mereka berdua akan sampai ke ruangan tengah, langkah kaki mereka terhenti secara bersamaan saat melihat seorang anak kecil yang tengah bermain di depan televisi sendirian.

Mata Nalla sontak berkaca-kaca. Lalu ia segera menutup mulutnya dengan kedua tangan, menahan tangisnya. "Arsyad..." gumamnya dengan lirihan.

Pada saat itu pula Arsyad mendengar gumaman kecil tersebut. Ia berbalik dan tersenyum lebar saat melihat sang Mama. "Mama...Mama..." Arsyad berlari dengan riang menuju ke arah Mamanya.

Dengan cepat, Nalla berjongkok dan memeluk sang anak dengan sangat erat. Menitihkan air mata, mencoba menghilangkan kerinduannya.

"Mama, jangan tinggalin aku. Mama aku mau ikut Mama...Aku mau ikut Mama..." rengek Arsyad yang tampak hendak menangis namun di tahan.

NALLAN 2 (SEGERA TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang