Bagian 27

14.3K 2.8K 2.8K
                                    

💖VOTE SEBELUM BACA YA💖





(PUTAR MUSIK YA... )


***





Pagi ini, Alan sibuk membereskan beberapa berkas kerjanya yang masih berantakan di atas meja ruang kerja. Ya, wajahnya terus saja tersenyum tanpa henti. Tentu saja ia sangat senang karena sebentar lagi ia akan segera memiliki anak kedua.

Yang ada di pikirannya saat ini hanyalah Nalla, Arsyad dan bayi yang ada di perut Istrinya.

Alan terus membayangkan, suatu saat nanti ia dan keluarga kecilnya terus bahagia bersama.

"Mas, kamu belum pergi kerja?"

Alan terdiam sejenak, lalu perlahan membalikan tubuhnya, ia mendapati Nalla berdiri di ambang pintu ruang kerjanya.

"Belum, aku lagi beresin beberapa barang yang berantakan, " jawab Alan sambil tersenyum pada Istrinya.

Nalla memasuki ruangan itu dan mendekati suaminya. "Kalo masalah itu, biar aku aja yang beresin. Mendingan kamu pergi kerja aja sekarang, Mas." pinta Nalla.

Alan meletakkan dokumennya ke atas meja, lalu berdiri berhadapan dengan Nalla, tangan kanannya memegang pelan pipi perempuan itu, "Sayang, kamu harus banyak-banyak Istirahat, jangan terlalu capek, ya."

Nalla menahan senyumnya, "Malahan, Ibu hamil itu harus banyak gerak, loh."

Alan menatap ke arah pintu, memastikan tidak ada orang selain dirinya dan Nalla, "Kamu kan udah sering gerak, makanya sekarang Istirahat ya." perintah Alan yang kini langsung mengecup singkat kening Nalla lalu mencium pipi perempuan itu kanan dan kirinya.

"Kehamilan aku sekarang, rasanya berat, pisah dari kamu, Mas. Kamu mau pergi kerja, rasanya aneh gitu."

Alan menahan senyumnya saat Nalla mengatakan hal itu.

"Boleh gak, kalo aku kadang main ke kantor kamu, ya aku gak maksud ganggu sih, tapi aku benar-benar susah jauh dari kamu." ucap Nalla sambil agak meringis.

Dengan cepat Alan memeluk Nalla dengan erat. Cukup lama karena ini adalah kenyamanan nyata baginya. Dirinya dan Nalla telah hidup bersama dengan waktu lama, Alan benar-benar begitu mencintai perempuan ini.

"Kalo aku boleh jujur, Hari-hari terburuk aku pisah dari kamu selama sebulanan penuh itu adalah hal paling menyakitkan bagi aku, Nal." ucap Alan dengan suara bisikannya, matanya terpejam dan setia memeluk Nalla.

"Iya, aku tau..." ucap Nalla sambil tersenyum.

"Kasih tau tentang kehamilan kamu ke semua orang di rumah ini, kapan?"
tanya Alan.

"Gimana kalo kita buat surprise dulu ke semua orang di rumah ini. Malam besok atau lusa." saran Nalla.

"Yaudah terserah kamu, yang penting kamu tetap jaga kesehatan ya."

Perlahan, Alan melepaskan pelukannya, lalu menatap tepat ke manik mata perempuan itu dengan sangat lekat, tangannya mengangkat dagu Nalla perlahan, "Boleh, aku pamitan sama anak kita."

Nalla mendadak kaget, "Pamitan?"

"Pamitan mau kerja, sayang."

NALLAN 2 (SEGERA TERBIT) Where stories live. Discover now