Bagian 23

14.6K 3K 3.4K
                                    


VOTE SEBELUM BACA ❤️

Ajakin teman/kakak/siapapun untuk baca ya, biar emosi bersama :-)









Jangan lupa putar lagu(^^)


____________


Setelah mendengar ucapan sang Bunda di telepon, kini Nalla bergegas pergi menggunakan mobil Papanya.

Padahal, Papanya tadi sudah menawarkan agar Darren saja yang mengantarkan dirinya, namun Nalla menolaknya dan memilih pergi sendirian.

Dengan wajah khawatirnya, ia terus mengendarai mobilnya menuju ke suatu tempat. Ya, tempat pertama yang akan ia datangi adalah kantor Vectory Next Enter, milik mertuanya.

Sesampainya di kantor dan memarkirkan mobilnya di basement, buru-buru ia pergi menuju ke lantai tiga.

Semua orang menyambut kehadiran Nalla dengan sopan. Mereka menyapa di setiap langkah yang Nalla ambil. Mereka juga menatap Nalla penuh kasihan.

Pasalnya, orang-orang di sini sudah tahu masalah terbesar yang sedang dialami Alan dan Nalla.

Nalla melangkah menuju ruang pribadi suaminya, ternyata benar, pintu tersebut masih di kunci.

Lalu, Nalla kembali berjalan menuju ruangan pribadi Vian.

"Permisi, Vian."

Vian yang tengah menulis sesuatu di bukunya kini terhenti dan segera melihat ke ambang pintu.

Dengan cepat, ia berdiri dan mendekat ke pintu itu.

"Pagi, Nyonya..." sapa Vian sopan, "silahkan masuk Nyonya..."

"Di sini aja, saya cuma mau bertanya. Apa suami saya benar-benar tidak pulang semalaman?" tanya Nalla.

Vian mengangguk,"Tadi pagi, di rumah sempat heboh karena Tuan muda tidak ada di kamarnya. Dan satpam bilang, Tuan keluar dari jam satu malam. Saya ingin ikut mencari, tapi Tuan Ardi menyuruh saya untuk selesaikan tugas di kantor." jelas Vian.

Nalla menunduk, menahan kegelisahannya. Lalu ia kembali menatap Vian, "Kalo ada informasi tentang Mas Alan, kabari saya ya."

"Baik, Nyonya." jawab Vian.

Nalla segera bergegas pergi. Ya, ia akan mencari sendiri di mana suaminya berada.

Malam tadi adalah malam yang membuat Nalla mengingat tentang hal-hal yang begitu berarti dalam hidupnya. Apalagi, suaminya memberikan benda itu padanya.

Nalla pun kembali cemas, ia benar-benar takut jika Alan melakukan sesuatu di luar batas.













***








Di tengah mengendarai mobilnya, Nalla menelpon sang Bunda, menanyakan banyak hal tentang suaminya.

NALLAN 2 (SEGERA TERBIT) Where stories live. Discover now