Bagian 54

11.7K 1.7K 1.2K
                                    

Vote dulu yuk, baru baca🥰🙏

Mau kasih tau aja. Buat yang hate komen ke author / gasuka sama konflik ini, mohon jgn baca lagi gapapa, gak ada paksaan kan? Karena dari awal udah di peringati kalo ini konflik berat. Isi cerita nggak bisa di ubah atas kemauan siapapun kecuali saya yg mengubahnya. Alur sudah saya tata sampe ending, kalo bakal di rusak dikit aja itu bakalan kacau.

Kalo emang gasuka sama tulisan saya, gapapa kok tinggalin aja, gak ada tuntutan🙏 saya tulis sesuai dgn apa yg ada di pikiran saya.

YANG MASIH BERTAHAN, SEMANGAT YAA, KITA SAMA-SAMA MELEWATI BERBAGAI RINTANGAN DALAM KONFLIK CERITA INI.

AYO SEMANGAT!

JANGAN LUPA MUSIKNYA...




~ H A P P Y  /  S A D  R E A D I N G ~




Di kamarnya, Nalla duduk di tepi ranjang sambil memeluk guling dan bersandar pada kepala ranjang, matanya menatap kosong ke depan, namun, pikirannya terus tertuju pada perkataan Hazen tadi.

Apa maksud perempuan itu?

Apa Hazen sengaja ingin memancing kemarahan?

Atau itu... Memang benar?

Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka. Ya, Alan baru saja selesai mandi, ia sudah memakai kaos hitam dan celana selutut. Ia juga masih mengelap rambutnya yang basah dengan handuk, lalu ia menatap Nalla yang tampak terdiam.

Alan mendekati istrinya, lalu duduk di samping Nalla. "Nalla..."

Nalla tersadar dari lamunannya, lalu memaksakan senyumnya pada Alan.

"Nal, kamu____"

"Jawab aku dengan jujur, apa yang kamu lakuin terhadap Hazen tadi malam? Oke! Aku tau, aku gak berhak bertanya soal ini. Ya, karena kalian juga suami istri. Tapi, kamu selalu bilang ke aku kalo pernikahan kamu dengan Hazen adalah sandiwara. Kalian gak saling cinta kan?" tanya Nalla yang akhirnya sejak tadi tertahan di hatinya. Ya, ia harus menanyakan hal ini. Ini benar-benar menganggu pikirannya.

Alan menatap kaget dengan ucapan Nalla. Lalu ia berdiri, dan menggeleng tak percaya atas tuduhan itu. "Nalla. Apa yang kamu bilang barusan? Melakukan? Nal? Cukup kesalahan besar soal menikahi perempuan itu, selanjutnya aku cuma nafkahi dia, dan untuk hal itu..." Alan menggeleng, "aku gak percaya, kamu semudah itu percaya dengan kata-kata Hazen?"

Nalla berdiri, dengan air mata yang sedikit lagi akan keluar. "Aku bisa lihat dari wajah Hazen. Ucapan dia serius. Oke, anggap aja kalian gak ada melakukan hal itu. Lalu, apa kamu cuma tidur? Selainnya?"

Alan memejamkan matanya sejenak, tak mengerti lagi harus bagaimana ia menjelaskannya pada Nalla. "Nalla, aku bersumpah____"

"Apa kamu ada mimpi kalau kamu lagi tidur sama aku?" potong Nalla yang membuat Alan langsung terdiam.

"Kenapa diam? Ayo jawab, apa ada kamu mimpi, di dalam mimpi itu, kamu dan aku," Nalla berhenti bicara, lalu ia duduk di tepi ranjang lagi dan memijit pelipisnya.

Setelah hening beberapa saat, Nalla kembali berdiri menatap suaminya. Lalu menarik dua tangan suaminya dan meletakkannya ke perut Nalla. "Ini anak kita. Anak kedua kita, impian kita akhirnya terwujud, aku berharap, jangan sampai anak kita terluka dengan semua ini, aku mohon sama kamu, cukup aku yang setiap hari harus menahan penderitaan, aku gak akan rela kalau sampai dua anak aku terluka sedikitpun lagi."

NALLAN 2 (SEGERA TERBIT) Where stories live. Discover now