Bagian 42

11.5K 2.1K 1.1K
                                    


VOTE DULU YUK BARU BACA🙏


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Apakah semua rasa sakit dan penderitaan ini akan berakhir dengan kebahagiaan?"







______________







"Jaga keluarga lo. Intinya, ada orang jahat yang benar-benar akan menghancurkan lo secara fisik dan mental. Bukan gue, tapi gue gak bisa kasih tau siapa orangnya sekalipun lo bunuh gue sekarang, Lan." ucap Gibran memperingati.

Alan terdiam mematung di tempat. Matanya memerah seketika.

Dengan cepat, ia segera berlari mengejar Nalla. Lalu memeluk perempuan itu dari belakang.

"Jangan jauh dari aku, aku mohon sama kamu, Nal..."

Nalla terdiam, Tiba-tiba air matanya menetes dan ia pun berbalik menatap Alan dari dekat dengan perasaan yang tidak bisa di artikan olehnya.

"Aku mohon Nalla..." ucap lagi Alan yang kini menatap lekat pada mata Nalla, menyorotkan ekpresi bahwa ia begitu sangat takut kehilangan Nalla.

Nalla menunduk, memejamkan matanya sejenak lalu kembali menatap suaminya. "Aku akan mencoba bertahan selagi kita masih saling mencintai, dan gak cuma itu, aku juga selalu mengutamakan kepentingan anak kita. Dia butuh kamu dan aku. Tapi..."

Alan menunggu ucapan Nalla.

"Kamu yang buat semuanya berubah. Bahkan di saat aku udah mulai menerima Hazen di rumah ini. Lalu, bagaimana tanggung jawab kamu soal hilangnya dia? Bukannya kalian sudah menikah? Kenapa seolah-olah kamu merasa senang saat dia hilang. Oke, aku tau kamu emang gak peduli terhadap Hazen, tapi seenggaknya kamu udah nikahin dia, dia istri kamu!" jelas Nalla.

"Nalla, kamu tau kan, dia selalu membuat drama kapanpun. Aku udah kecewa sama apa yang udah dia lakukan kemarin, sekarang menghilang? Aku gak percaya, Nal."

"Alan. Nalla berkata benar."

Alan dan Nalla segera melihat ke teras rumah mereka. Ardi baru saja mengatakan itu.

Kini Ardi dan Misha berjalan mendekati Alan dan Nalla.

"Walau bagaimanapun, Hazen adalah Istri kamu. Seburuk apapun kelakuannya di masalalu, dia masih menjadi Istri kamu dan tanggung jawab kamu. Jika kamu menikahi dia bukan karena untuk menjaganya, untuk apalagi?"

Alan terdiam mendengar penjelasan sang Papa.

Sementara Nalla, ia memilih menatap ke arah lain dengan perasaan yang begitu sesak di dadanya. Kenapa bisa ia tak menerima hal ini? Padahal, ia sudah ikhlas dengan semuanya.

"Tapi Mama masih nggak yakin dia menghilang. Mama juga takut Pa, jika dia sampai membuat drama yang kembali melibatkan kita semua." jelas Misha sambil menahan kesal.

NALLAN 2 (SEGERA TERBIT) Where stories live. Discover now